Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih

Puisi Hujan – Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan dan patut kita syukuri. Dengan hujan, kehidupan di muka bumi senantiasa tercukupi.


Di kalangan kawula muda, hujan menyimpan kesan tersendiri. Dari fenomena alam ini puisi hujan akan tercipta, memori kenangan masa lalu akan dikenang. Yah, dengannya puisi hujan yang menggambarkan suasana hati akan tercurah segalanya di sana.


Buat kamu yang ingin melukiskan suasana hatimu dengan puisi hujan, berikut di bawah kami berikan kumpulan puisi tentang hujan.


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih



Hujan Bersamamu


Oleh: Handiyani


Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam

Hujan memihak dirimu bersemayam

Rintiknya menjelaskan wajah bergumam

Tanah basah menutupi jejak yang dalam


Jelas benar rintik hujan bersamamu

Menjadi pemisah saat temu

Bertukar air mata semu

Hujan menyelimutimu. [*]


Kisah Hujan


Oleh: Rieneke Cahyani


Aku menanti dirimu

Seperti air menghujam sendu

Terus jatuh mengalir kelu

Hujan berteriak pilu

Tak kudengar dalam surau

Jiwaku termenung kelabu

Menunggu cinta semanis madu

Hingga usai balutan waktu

Hujan seminggu berlalu

Tersisa petrichor syahdu. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Setetes Kenangan dalam Hujan


Oleh: Tarisya Widya Safitria


Dulu

Saat semburat merah jingga nan elok

Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala

Tetes kehidupan jatuh serentak

Membombardir ribuan kilometer lahan


Impresi menguap di atas tanah

Larut bersama wewangian hujan

Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan

Tersemat manis indahnya janji masa depan

Penuai kebahagiaan semu berselimut basah


Kini

Harus beradu dengan nestapa

Menatap seruan hina yang menyayat jiwa

Menusuk hingga rindu menyeruak keluar

Dengan satu tarikan napas gusar. [*]


Hujan dan Namamu


Oleh: E. Natasha


Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa

Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam

Dalam lautan mimpi sang penghirup malam

Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia


Dia yang mencoba membaca arah

Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara

Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan

Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan


Kemana kau akan berlari

Melepas pagi dan mencoba memutar mentari

Apalah kau masih terlelap dan terus bermimpi

Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi


Kenangan hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamu

Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu

Bulan di sana masih merindukanmu

Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Jadikan Aku Hujan


Oleh: Afifatur Rohman


Jadikan aku hujan

Akan kulukis kisah dengan muara air

Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta

Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu


Ajari aku menjadi hujan

Agar aku bisa mengobati hausmu

Haus akan dentuman rindu

Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah


Ijinkan aku menjadi hujan

Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku

Membuat alunan pada dinginnya cintamu


Tapi, ini janjiku

Tak ada petir yang membuatmu benci akan diriku. [*]


Memori Tetesan Hujan


Oleh: Setia Erliza


Sehelai daun hijau panjang

Menutupi mahkota dari derasnya hujan

Menuju tempat lautan ilmu

Beberapa tahun yang silam

Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar

Memori daun pisang menjadi bait kisah haru

Menempa kisah di musim penghujan


Basah?


Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu

Sambil menggigil kau genggam tanganku

Jelas terlihat dari tangan keriputmu

Menuntunku di bawah derasnya hujan

Daun pisang mengukir kisah haru

Ciptakan kenangan indah tak terhingga

Antara aku, ayah, dan hujan. [*]


Musim Hujan Berselimut Duka


Oleh: Fakhri Fikri


Rangkaian kata kususun menjadi aksara

Bercerita tentang musim hujan berselimut duka

Di mana senja tak lagi jingga

DI mana mentari enggan menampakkan muka


Kala itu, langit menangis berlinang air mata

Guntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kata

Indonesia berduka

Bapak pluralisme bangsa telah tiada.


Karawang, 10 November 2017 [*]


Hujan di Ternate


Oleh: Abi N. Bayan


Kau tumpah lagi di gelasku

dan aku mesti menyeduh

sisa-sisa teh dari cangkirmu.


Malam ini, aku kembali

memelukmu dalam diam

sebelum asap rokok mati dari tanganku.


Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan ini

melesat keluar jendela

dan kau sibuk merapikan sesak. [*]


Rintik Rindu Novena


Oleh: Dikha Nawa


Lembar keenam, kumulai lagi dengan mengingatmu

Tentang rinduku yang belum tersampaikan

Kala percik-percik gerimis menyapaku

Di antara aroma remahan tanah yang basah

Betapa sulitnya itu

Begitu berat menahan lajunya…


Entah, di rintik keberapa

Ku ‘kan mengeja bayangmu

Membahasakan senyummu saat itu

Di sini pun masih terasa sama

Hampa, serupa kesendirian ini

Hingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini…


Andai saja mampu

Menghalau lajunya waktu

Andai saja saat itu

Tak bersumpah untuk membencimu. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Seperti Hujan


Oleh: Michra Fahmi


Mereka bilang aku aneh…

Karena aku selalu menunggu air turun dari langit

Mereka juga bilang aku gila

Karena senang bercerita pada hujan

Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa

Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang


Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah

Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita

Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita

Saat bersama tersenyum  memandang langit hitam dan derasnya hujan


Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari

Atas harapan dan rinduku pada seseorang

Yaaah…

Hujan tak pernah lelah turun meski malam

Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi. [*]


Kisahku dan Hujan


Oleh: Ghivan Christine


Dalam ayunan langkah, yang semakin lambat

Dalam helaan napas, yang semakin dalam

Dalam desir angan, yang kian menjauh

Dalam desah hati, yang kian membiru


Entah harap, entah khayal yang digenggam

Entah duka, entah suka yang dikecap

Hanya tetes hujan yang paham

Hanya tetes hujan yang menjawab


Dalam biru yang kian menyatu

Di derasnya tetes hujan

Tak ada kata yang terucap

Tapi selaksa makna terjawab


Kisahku sama dengan hujan

Datang dan pergi tanpa pamit

menghembuskan asa dan juga nestapa

Hingga hanya dingin yang tersisa. [*]


Secercah Hujan di Ujung Senja


Oleh: Reni Triasa


Masih seputar rindu,

Tergeletak tak berdaya di antara sendu

Isak tangis semakin memekik kalbu

Terbata-bata melisankan ingin bertemu


Masih seputar rindu,

Di ujung senja semakin rapuh

Di cercah hujan ingin tetap tinggal

Menanggung pedih serpihan rindu di atas bahu


Masih seputar rindu,

Menyeret paksa jiwaku penuh bisu

Menahan jengkal langkahku dengan tangis

Suara hati yang berteriak histeris, berkata tetaplah di sini

Di atas rinai hujan yang jatuh tanpa jeda

Rindu ini belum selesai, katanya. [*]


Rinai Memberai


Oleh: Peti Rahmalina


Rinai datang padaku pada saat diri tengah menepi

Renyai senyawa hidrat memecah sunyi

Segala impresi tentangnya menguar memenuhi imaji

Kembali pada ilusi tuk berpuisi


Rangkaian asa yang kucipta terverai

Dia pergi ketika rinai datang memenuhi semesta tak berisi

Serenada pilu mencipta elegi

Nyeri yang kau berikan, kuresapi dalam-dalam saat hujan

Sembilu menjalar setiap kali rinai berjatuhan

Sembunyikan air mata redam jerit kekecewaan

Dalam cinta yang tiada berupa

Rinai memberai


Rinai memberai asa

Dalam rindu yang membuat tiada

Rinai memberi asa

Jadi tiada yang membuat rindu. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Sajak Pertemuan Hujan dan Senja


Oleh: Windarsih


Guguran air menyelubungi rona pipi senja

Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga

Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja

Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka

Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan


Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam

Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa

Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara

Menatap hitam pemegang gagang payung jingga


Kularang melangkah sebelum tangis hujan reda

Mencari bening di antara helai rambut legammu

Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku

Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan


Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan

Memori penghujung Desember pelukan batas senja

Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara. [*]


Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu


Oleh: Jannatul Ula


Kilau mentari menyinari bumi dengan tandus alam yang menerjang

Seketika awan berubah wujud menjadi mangsa kegelapan

Mengharapkan curahan air yang menabur

Rintihan suci menghidupkan dunia indah nan syahdu


Memanggil cinta bagai akar menjalar untuk tetap bersemi

Menghias bunga mekar diiringi musik gemercikanmu dari kelayuan

Menghias alam dengan biasan mentari

Sebagai tangga cinta sang bidadari

Butiran embun menempel di ujung dedaunan

Membentuk indah bagai mutiara bening


Rintihan hujan butir suaramu menyejukkan imajiku

Dalam keheningan anganku terbang entah kemana bersama angin

Membuat tubuh ini membeku

Dengan hawa yang kau curahkan. [*]


Kenyataan di Balik Hujan


Oleh: Tista Apriyandani


Pergilah….!

Ujarku membara laksana petir membelah sunyi

Kian dusta terlanjur kau hembas melukai hati

Ku tak pikir sejauh apa langkah kaki pergi

Melambai pergi raga tenggelam tak peduli


Surat terbuang…

Secarik kertas teruntai menari di atas pena

Hujan bersaksi dikau menusuk jantung mata

Sedih di kala duka hamba menyapa relung raga

Berpaling kau pergi silakan saja hatiku rela


Bersabar…

Insan hati terkelupas Sang sarang perih terluka

Tinggalkan dikau bagai telur pecah tak berguna

mencintaimu laksana jasad di balik keranda

Relung menangis kian terpecah sakit merana


Tak peduli…

Berlarilah sebahagia kau kejar kapas berkabur

Enggan ku lari melangkah menggapai gerimis cinta

Sesak hati mengema kaku tenggelam dalam kubur

Bibir tak sudi berampun dikau kejam seribu dusta. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Aku Rindu Hujan


Aku rindu hujan

di tiap-tiap tetesan;

pada matamu

langit kesunyian


aku rindu hujan

di tiap-tiap percikan;

pada detakmu

gemuruh keheningan


aku rindu dirimu

di tiap-tiap hujan;

pada namamu

menderas kerinduan [**]


Kisahku Tak Merindu Hujan


Oleh: Bukamaruddin


Aku adalah tanah kota

kemarau abadi yang dihampiri aspal dan beton


Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki peneduh

seperti pohon di pinggir jalan yang sekarang enggan berdaun


Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki lumpur

seperti kesederhanaan tanah dan kenangannya


Di sini kisah kasih membantu

tunggu tak lagi patuh

rindu tak lagi butuh


Jika engkau memang tiba

maka kuminta gerimismu

karena hanya itu yang membuatku tak meluap


Jika engkau tetap datang

maka kucinta pelangimu

karena hanya itu yang tak membuatku mengeluh. [*]


Kita Kepada Aku dan kamu Saja


Oleh: Riris Ariska


Dulu ratusan sajak kutulis karenamu

Ribuan kata kusampaikan padamu

Milyaran mimpi terangkai atas kamu

Dulu sebelum kita kepada aku dan kamu saja

Aku tak ingin melupa

Rasa penuh yang masih menyenja

Meski gelap akan datang,

dan badai menentang akan menghempaskan,

dan pada hujan kau akan kuleburkan

Aku tetap mempersilakan dingin memluk,

biar dibasah memori terangkut,

biar hujan jatuh dan banjir tak kunjung surut,

aku tak akan larut seperti gula yang kau aduk. [*]


Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku


Anggap saja hujan ini adalah kenangan,

meski rintik yang sedetik, tapi mampu

mengingatkan


anggap saja hujan ini adalah kerinduan,

meski rintik yang setitik, tapi mampu

mempertemukan


anggap saja hujan ini adalah aku,

meski sudah tak lagi deras, tapi tetap

membekas. [**]


Halte Persimpangan


Oleh: Rizqi Amalia


Di bawah rintik hujan

Berpayung langit hitam

Aku berjalan memungut puing-puing kenangan

Sebuah pertemuan di halte perpisahan


Seulas senyum tercipta oleh tatapan mata tanpa sengaja

Sepatah sapa memecah keheningan yang ada

Berharap hujan enggan tuk reda

Tanpa terasa detak dada berdecak tak semestinya


Semusim telah berlalu, menelan detik yang melaju

Tentangmu, membingkai sisi kalbu

Siluet senyum memahat rindu

Namun kehilangan mendahului temu


Selepas engkau tiada

Hujan tak lagi sama

Rintiknya membawa aroma kamboja

Segenggam ikhlas melepas langkahmu di alam sana. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Hujan ini Turun Lagi


Hujan ini turun lagi

untuk yang kesekian kali

mengingatkanmu

mengingatkanku

tentang rintik

soal waktu yang sedetik


hujan ini turun lagi

menetesi kedua pipi

membasahimu

membasahiku

tentang kenang

soal airmata yang berlinang


hujan ini turun lagi

dari kata yang kau namakan puisi

namamu

namaku

tentang cinta

soal rasa yang pernah singgah


hujan ini turun lagi

membekas di lubuk hati. [**]


Menikmati Tamparan Hujan


Oleh: Nani Andriani


Saat hujan melanda negeriku

Seolah candu aku berlari tanpa malu

Menikmati indahnya penorama alamiah

Derasnya hujan membasahi tubuhku

Membelenggu memikat rindu

Kutelentangkan kedua sudut tanganku

Menari-nari layaknya bocah kerdil

Di bawah guyuran air bah langit

Kuterdiam di jalanan sepi

Menikmati setiap jengkal tamparan mega

Menyentuh pori-pori

Kutengadahkan wajah polosku

Menyambut datangnya air kehidupan

Kupejamkan mata lentikku

Meresapi rintikan air yang menjatuhiku

Dengan berpayung awan mendung

Kulangkahkan kaki menjelajahi pertiwi

Bersama hujan yang menemani

Hingga reda tak jatuh lagi. [*]


Senja Basah


Oleh: Putry Kata


Jingga itu menggoda

Jejak kita yang tanpa sisa

Pada hujan senja itu

Kugantung harap tanpa semu

“Jika kita adalah takdir

Datanglah dengan cinta tanpa khawatir.”


Dahulu, rapal cinta di senja basah

Adalah kita saling menyapa

Lewat tatap mata

Lalui kata tanpa suara


Rintik yang jatuh di senyummu

Membuatku cemburu

“Ingin sekali mendekap lesung pipi

Yang begitu tampan itu”


Kini, senja itu masih basah

Namun cinta kita, yang tertinggal hanya kisah. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Hujan Kematian


Oleh: Lulu’atul Puadiya


Tanduk merunduk menguntai zikir kematian

Tertunduk di barisan para prajurit

untaian deru hujan membasahi tubuh kumalnya

Simbahan lumpur mulai menjalar baik sungai tanpa jejak

Sajak tangisan terdengar dari lubang tak bertulangnya


Miris…


Sebuah penantian di tengah tangis hujan

Penantian yang terpaksa menanti

Zikir kematian semakin dekat

Kala sang jubah kebesaran berdiri

Bak cagak mencagak tubuh tak berdaya itu

Tangisan itu hancur lebur

Lidah tak bertulang itu bergetar….

Menahan perihnya gejolak kematian. [*]


Saat Merindumu


Merindumu adalah menemu sunyi

seperti gerimis menjumpai tangis

serupa puisi;

sebait kata pada tubuh sepi

dirinya sendiri


merindumu adalah menemu sunyi

seperti detak dalam tubuh sajak

serupa bunyi;

rima yang tak henti-henti

menyeru namanya sendiri. [**]


Mutiara Kecil


Oleh: Endang Kurniawan


Lihatlah rintikan hujan yang berirama

Mengantarkan sebuah kisah dalam drama

Kesejukannya menghapus segala bentuk kesedihan

butiran-butirannya melukiskan bait yang sedang berjajar


Kebahagiaan ini takkan pernah lepas rindu

Saat mutiara kecil mengalir indah di wajahmu

Hingga jari-jari mungil ini berpijak seraya bertumpu mengusap lembutnya lapisan permukaan nan sejuk


Langit pun menangis di saat wajahmu mengalirkan air mata

Kisahnya seolah tampak, namun tak terlihat

Mutiara kecilnya mengalir mengantarkan sejuta harapan

Harapan yang dahulu kutuliskan dalam bait kisah


Mutiara kecil di wajahmu

Bercahaya layaknya mentari di siang kelabu

Kisahnya penuh kenangan manis seperti madu

Hingga tak disadari jiwa kehilangan rindu. [*]


Kusambut Hujan


Oleh: Ely Widayati


Detik waktu berlalu meninggalkan kawan

Kemarau yang mendera mulai bosan

Tanaman rimpang menyembunyikan dahan

Rumput kering menahan lapar


Bilakah hujan datang menghampiri

Walau turunnya rinai kecil

Mereka senang akan harum hujanmu

Membawa kesejukan riang dalam kalbu


Rintik tawamu menyuburkan tanah

Meski di sini ada air dalam kulah

Namun aliran hujan lebih berkah

Air alam ciptaan Alloh


Kusambut musim hujan ini

Dengan senyuman tulus dari dasar hati

Agar alam tidak ternodai

Agar hujan tidak dicaci. [*]


 Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Mah Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih


Di Saat Hujan di Suatu Sore


/1/

Ditabur hujan kesunyian sore ini

menderas pada getar kata

sajak-sajak ditulis menepis sepi

melebur jarak dirinya


bunga-bunga tumbuh

di antara jendela, kursi, dan meja

pasti dikenalnya rindu

merekah pada nafasmu


ujung-ujung jari yang sedari dulu

–menyentuhnya

melebur pada detak waktu


/2/

hujan kesunyian,

tidakkah kau dengar puisi

suara sepi

pada pertemuan ini


sajak yang ditulis tak pernah terbaca

sebab rindu selalu membuat kita lupa


lalu, kembali

hujan menulis puisi –lagi

di setiap rintiknya

di antara jendela, kursi dan meja

– tentang bunga-bunga


/3/

dan begitu saja

pada suatu sore ini

hujan yang menderas

sajak-sajak yang tak terbaca


hingga sampai pada sunyi

aku masih sendiri

di kursi ini

berteduh pada puisi

dari hujan sore ini. [**]


Kau Pikir Hujannya Telah Reda


Oleh: Mohammad Roni Sianturi


Kau pikir hujannya telah reda begitu saja, kawan?

Kau pikir tidak ada sisa?

Ah,

Menyisakan genangan di hati.

Esok, lusa, dan akan kuingat genangan air ini

Betapa basah hatinya; tergenang sedih kata

Yang kau katakan sendiri

Di depan mata dan telinga.


Kawan,

Kau pikir hujannya telah reda,

kau tak sadar; airnya menggenang di hati

Kata yang kau kata; badi

Dan kini; kau hanya menatap

Pura-pura lupa dan suka berbasa-basi


Perih dan pedih…

Kata-katamu menggenang; menyayat hati. [*]


Hujan Malam Ini


Hujan malam ini

menetes dari pipimu

mengalir di pelupuk sunyi

membasahi detak waktu


Jejak-jejak

menulis sajak

di hujan malam ini

air matanya sendiri


Barangkali matamu dan mata hujan

adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan

serupa api kepada abu

seperti aku kepada kamu. [**]


Keterangan:



  • *Diambil dan ditulis ulang dari buku Bait Kisah di Musim Hujan: Antalogi Puisi. CBK Publishing, Banda Aceh, 2017

  • **Puisi hujan dengan judul Aku Rindu Hujan, Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku, Hujan ini Turun Lagi, Saat Merindumu, Di Saat Hujan di Suatu Sore, dan Hujan Malam Ini sudah dipost sebelumnya oleh Moh. Faiz Maulana di qureta.com


Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih Kumpulan Puisi Hujan Singkat, Membawa Rindu dan Sedih Reviewed by Admin on January 05, 2018 Rating: 5
Powered by Blogger.