Kata Kata Senja: Perihal Kamu, Kenangan dan Rindu

Kata kata senja atau quote senja adalah salah satu kata kata indah yang tercipta ketika senja. Setiap baitnya keluar dari dalam hati yang dipenuhi dengan cinta, kenangan, rindu dan romantisme lainnya.


Waktu senja yang tercipta ketika menjelang malam ini memang amat indah meski hanya berlangsung begitu singkat. Mungkin karena hal tersebutlah yang menjadikannya saat yang istimewa. Dan dari waktu yang singkat tersebutlah tercipta kata kata senja atau quote senja dengan macam-macam cara pribadi menggambarkannya, tergantung suasana hati.


Senja selalu saja begitu, melahirkan kenangan, senyum, rindu, bahkan air mata. Qoute senja di bawah ini bisa menjadi caption senja instagram singkat maupun media sosial lainnya yang mewakili perasaan dan suasana hatimu.



Kata kata senja


Karena senja tak pernah memintamu menunggu.


***


Pada akhirnya senja hanya semakin menjauh.

Namun ia tak pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam dari pandangan mata, apalagi hati.

Lalu aku hanya menunggunya saat magrib tiba.


***


Senja tak pernah salah. Hanya kenanganlah yang kadang membuatnya basah. Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.


***


Senjaku, mulai menepi. Ke peraduannya.


***


Sekalipun hanya sejenak, Namun senja pergi meninggalkan rasa hidup ini amat teramat singkat. Titipkanlah asa.


***


Parade

Senja

Menggila.


***


Malam membuatku ingin menulis rindu, bukan untuk kau baca. Karena rindu yang sesungguhnya telah kau tinggal di tepian senja.


***


Lantas, ku lihat segelintir Jingga

Melintas di hadapanku.


***


Maaf. Kisah kita, sekarang sudah berbeda. Jadi jangan samakan. Dengan keadaan kita yang sekarang.


***


Saat itu, Hujan gerimis di kala Sang Dewi malam beranjak. Menjadi saksi.


***


Bukan menolak. Hanya belum saatnya saja.


***


Ingat. Setia itu memang sulit, tapi lihatlah Jingga. Selalu menggenapkan warna nya, demi senja di setiap harinya.


***


Jarak. Waktu. Cinta. Tunggu aku kembali.


***


Terimakasih. Karena sudah kau pegang erat sukmaku di sana. Sampai bertemu (lagi).


***


Kita memang ditakdirkan untuk jauh raga oleh jarak. Tapi Kita juga ditakdirkan untuk melihat Senja yang sama tanpa jarak.


***


Tanpamu aku serupa daun kering yang dilepaskan ranting, terbawa angin tanpa arah dan tanpa ingin.


***


Mungkin kelak akan ada senja yang sepi untukmu, satu persatu kenangan mulai kau ingat, dan tersenyum ketika giliranku lewat.


***


Senja mengajarkan bahwa sesuatu yang berakhir, tak selamanya tak indah. Karena senja termasuk salah satu suguhan ternikmat yang disajikan.


***


Senja tak pernah membenci awan kelabu yang sering menutupinya.


Berhenti menjadi pecandu senja. Tidak ada apa-apa di sana kecuali romantisme berlebih tentang cinta yang tak sempat kau raih.


***


Tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. Senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan.


***


Biar lelah

Tapi dia, tetap indah.


***


Senjaku; Selalu bermakna Apapun itu, Senja tak pernah memintaku, ‘tuk menunggu. Itu saja.


***


Senja. Perpaduan yang sungguh indah bagi alam semesta.


Kata kata tentang senja


Kata kata senja atau quote senja adalah salah satu  Kata Kata Senja: Perihal Kamu, Kenangan dan Rindu


Mentari senjaku, pancaran sinarmu menyejukan kalbu. Entah, mata ini tak bekedip memandang sinergimu, dan kuharap kau ada selalu.


Ada jingga yang tampak mesra melukis siluet di antara waktu dan kau ada di antaranya begitu indah.


Dalam heningku menatap senja. Di hati terdalam ada ruang yang sedianya untukmu. Terlalu mendalam kusimpan sendiri. Tak sepatutnya kututup dalam-dalam. Bila nyatanya kau akan ada di dalamnya, tiada cukup kata syukur kuucap.


Cuaca di mataku dingin menatap kehilangan; lengan sehangat tenunan senja di pelupuk langit.


Hangatnya rindu mulai mengadu-ngadu; secara teratur padu di kala senja yang kelabu; aku dan kamu kini jadi semu ketika terpisah oleh waktu.


Di sini aku berdiri. Di bawah dinginnya senja menghampiri. Merasakan goresan-goresan luka, mengingat kembali rangkaian rangkaian kata. Mungkin aku telah bisa melupakanmu, tapi tidak dengan rasa sakit yang kau beri untukku.


Semburat kemuning itu seperti memberi pesan pada hati yang masih bersandar di pohon gersang; jalanmu masih panjang, berbaliklah. Aku akan kembali ke tempat di mana kau menunggu.


Kita dan rasa yang memudar di penghujung hari. Menuju masa di mana aku dan kamu yang tiada lagi berhubung kata “kita”. Engkau menuju pulang lalu perlahan menghilang. Hingga yang tersisa hanyalah rasa rindu yang kemudian menikam di pekatnya malam.


Sabtu yang sama, terlalu gerimis untuk sebuah senja tidak mungkin kita bersama, walau doa kita masih senada.


Senja di perbatasan. Tepat waktu kembali ke peraduannya. Tak peduli orang lain yang masih terjebak dalam ambisinya. Pun tak peduli dengan orang yang mengeluh karena waktu berlalu cepat. Senja. Tetap menjadi umpama. Yang datang juga akan pergi.


Senja kau tak pernah berbohong, kau selalu datang tepat waktu. Tidak seperti dia yang selalu hilang bersama ribuan pertanyaanku.


Karena senja praktis mengingatkanku akan dia dia yang seindah senja, namun juga sama singkatnya.


Aku menyukai senja, karena ia seperti kamu, meski sebentar datang, namun hangatnya mampu memeluk hingga ke tulang.


Senja memang indah di awal tapi mengantarkan diri ini ke dalam kegelapan yang seram. Aku lebih suka pagi, karena pagi selalu mengantarkanku pada hal-hal yang baru dan membuatku lupa akan beratnya malam yang kujalani.


Kata kata senja Bahasa Inggris


“Twilight fell: The sky turned to a light, dusky purple littered with tiny silver stars.” J.K. Rowling


Senja jatuh: Langit berubah menjadi cahaya cahaya, ungu kehitaman dikotori dengan bintang perak kecil.


“Every sunset is opportunity to reset.” Richie Norton


Setiap sunset adalah kesempatang untuk mengatur ulang.


“Twilight drops her curtain down, and pins it with a star.” Lucky Maud Montgomery


Senja menjulurkan tirainya ke bawah, dan menghiasinya dengan bintang.


“Sunsets, like childhood, are viewed with wonder not just because they are beautiful but because they are fleeting.” Richard Paul Evans


Sunset, seperti masa kanak-kanak, dilihat dengan penuh keajaiban bukan hanya karena mereka indah, tetapi karena mereka cepat berlalu.


“Sunset is a wonderful opportunity for us to appreciate all the great things the sun gives us!” Mehmet Murat Ildan


Sunset adalah kesempatan luar biasa bagi kita untuk menghargai semua hal hebat yang diberikan matahari kepada kita.


“I like that time is marked by each sunrise and sunset whether or not you actually see it.” Cahterine Opie


Aku suka waktu itu ditandai dengan setiap matahari terbit dan terbenam baik kamu melihatnya atau tidak.


“How strange this fear of death is! We are never frightened at a sunset.” George MacDonald


Betapa aneh ketakutan akan kematian ini! Kami tidak pernah takut saat matahari terbenam.


“Sunsets are my escape into the reality I want to continuously live.” Rachel Roy


Sunset adalah pelarianku menuju kenyataan yang ingin terus kujalani.


“Don’ forget: Beautiful sunsets need cloudy Skies…” Paulo Coelho


Jangan lupa: Sunset yang indah membutuhkan langit mendung.


“It is almost impossible to watch a sunset and not dream.” Bernard Williams


Hampir tidak mungkin menyaksikan matahari terbenam tanpa bermimpi.


Kata kata senja romantis buat pacar


Kutemukan senja paling indah di matamu, kudapatkan senja paling merah di bibirmu.


Di retak lenganmu burung-burung meruntuhkan bulunya. Dan jam pasir mengucur menuju senja, yang baka.


Senja ini, kamu kecup bibirku sekali, dan manisnya melebihi kecap yang baru saja aku beli.


Tanganmu seperti senja hilang cahaya, tanganmu seperti dua bayang bersilang di petang yang lengang.


Hujan deras mengintip ke suatu senja yang tak biasa, tumbuh dari kedamaian dan senyum penduduknya.


Apakah kautahu seperti apa tanah kelahiran air mata, kekasih? Seperti senja saat tenggelam di pelupukmu yang geming.


Senja mana yang paling kau rindukan? Saat kita bertemu, berdua, atau berpisah. Aku rindu senja sebelum kau ada di hidupku.


Diam mentari meredup pendarnya biarkan senja memerah jingga. Sejatinya cinta tak resah ketika perpisahan sementara ada.


Tak ayal lagi, senja ini waktu yang sendu untuk menulis puisi: tentang kenangan dan rindu barangkali.


Senja larut, mari bersulang peluk. Sebab dahaga kita, adalah kerinduan; yang tak mampu dihilangkan dengan kata-kata.


Percayalah sayang, kelak akan ada jawaban bagi doa doa kita, seperti camar yang bahagia pulang kala senja memanggil.


Sejak kepergianmu senja kemarin, musim hujan belum berganti, dan dadaku telah menjadi danau tempat angsa angsa meneguk airmata.


Kadang kau perlu berada di ranah abu-abu untuk tahu sejauh hitam atau putih itu perlu.


Hingga aku merasuk jauh ke dalam engkau, kata-kataku menjelma pondasi kalimatmu.


Sebab, senja adalah doa-doa. Dari matamu yang kupu-kupu dan dari tanganku yang jaring candu.


Kucintai kau seperti senja. Dengan keindahannya tanpa durasinya.


Lalu pada bias senja yang mana kesedihan mampu kau sembunyikan? Ingatlah, rembulan selalu datang tepat di depan wajahmu.


Senja larut, mari bersulang peluk. Sebab dahaga kita, adalah kerinduan; yang tak mampu dihilangkan dengan kata-kata.


Senja ini, kekasih, andai engkau mengerti: kalau rindu berwarna merah jambu, kautinggalkan di pipi kiriku.


Padamu kukatakan senja ini begitu indah, seperti mataku yang tak henti mengagumi keelokan wajahmu.


Tak ayal lagi, senja ini waktu yang sendu untuk menulis puisi: tentang kenangan dan rindu barangkali.


Quotes senja


Kata kata senja atau quote senja adalah salah satu  Kata Kata Senja: Perihal Kamu, Kenangan dan Rindu


Sebab senja selalu ada bidadari tanpa sayap, yang selalu tersenyum manja, menyambut indahnya jingga.


Senja mengajarkanku bahwa yang indah” bersifat hanya sementara, kusuka senja karena keindahannya tak ada duanya.


Senja dan rintik hujan, adalah hal yang menyenangkan, selain pelukan.


Ah senja hampir saja tiba, suasana nampak sendu namun hati kita hangat. Seperti itulah temali kasih harusnya selalu bisa membuat kesedihan tak pernah tumbuh dari sisi mana pun.


Senja dan rintik hujan, adalah hal yang menyenangkan, selain pelukan.


Senja yang menakutkan; Bocah di ladang jingga Berparas nila Menanam semacam flora; Bunga trotoar Dipanggil paksa Oleh masa yang belum waktunya Wahai tuan dan nona Haruskah kita sewa hidupnya?


Bangku panjang di ujung beranda, senja yang meremang, semilir angin yang menggetarkan dedaunan, adalah hal yang penuh kesenantiasaan, menunggu sebuah kepulangan.


Sore dengan mendung di atap rumah, adalah waktu ternyaman untuk merebah, di dadamu segala keresahan musnah.


Mungkin senja pun tahu, bila apa yang telah, tak akan dapat kembali. Sekalipun camar-camar suarakan lagi, suaramu.


Quotes senja dan kopi


Semenjak kepergianmu, kopi yang kunikmati setiap sore kehilangan rasa.


Rinduku ini, kekasih, manis yang kutuang dalam secangkir kopi. Jangan menangis, minumlah sampai habis.


senja gerimis, saat yang indah untuk menghabiskan waktu bersama secangkir kopi manis, sambil mengingat kenangan yang romantik.


Usailah segala letih di tengkuk jingga. Rindu telah pulih lebamnya.


Senja mana yang paling kau rindukan? Saat kita bertemu, berdua, atau berpisah. Aku rindu senja sebelum kau ada di hidupku.


Sore mengulangnya lagi: sebuah senja yang menjadi asing tanpa pelukan kita.


Pada akhirnya, senja meletakan segala ingatan yang tiada. Di debarku, kamu menjelma puisi paling nyala.


Kala senja, camar mengepak sayap jingga-jingga. Melaju jelas menuju arah pulang. Sebab buah hati menanti di sarang.


Senja berjalan santai meninggalkan sore, pada detik waktu yang bisu, lengan kita, abadi saling menghangatkan.


Gulali merah menyengat batas bibir, sedari menangis lalu hampa, bersimbah warna-warni senja, mengutuk serupa hati nestapa.


Senja ini, aku kecup punggung telapakmu, meresapkan rindu yang tadi siang selalu mengganggu.


Di ujung senja, jejak kabut, tipis terurai hembus. Sehelai daun kering melayang, meninggalkan rindu putik yang kelak membuah.


Satu pelukan saja, katamu setengah merajuk. Dan purnama jatuh tergelincir di bibir senja yang pucat.


Jatuh lagi, setetes, tempias sisa hujan di kaca jendela, senja ini. Matahari meredup kuyu, langit hitam memalam.


Senja dan sepasang kembang sepatu warna merah. Masihkah kelak merahmu terkecupi pada kelopaknya?


Sayang, senja tak memudar hanya karena lengkung di bibirmu tetiba datar, dan airmata adalah hujan yang sempat berkabar.


Bulan ini senja selalu mendatangkan dua hujan, air dan rindu sama-sama derasnya .


Aku, selalu tak mampu mempuisikan hujan saat senja, sebab hujan saat senja adalah keindahan puisi tanpa aksara.


Kamu; selalu mampu membuatku menikmati senja di kedua pipimu. Merona malu-malu, membuatku makin tak menentu.


Aku dan tawa telah lama bermusuhan. Sekarang musim kemarau yang basah. Seseorang tak berhenti membuka keran di mataku.


Yang aku rindukan kini; semebar jingga, senja melabuh dalam tirai malam dan sepatahan tulang rusuk yang menanti kembali.


Lihat sayang, jingga perlahan tenggelam. Semesta siap menyambut malam. Dan di hatimulah, aku jatuh semakin dalam.


Kata mutiara senja menjelang malam


Senja ini hanya sebentar; tiap adegannya, kamu jadi sorot utama.


Senja yang hampir pudar, ingin kugambarkan kekagumanku pada pendar-pendar kisah lama yang mungkin telah usang dan terlupa olehmu.


Meski senja tiba di ujung mata, rindu enggan tinggalkan kita, tak peduli dengan siapa menanti malam, rindu ini senantiasa menyapa.


Yang perempuan lain irikan padamu bukan miripmu dengan ibuku. Tapi teduh ayu senja ibu yang seteduh ayumu.


Pada senja yang mana lagi aku mengadu, rindu semacam dadu, aku lemparkan dan bersauh di dada kelu.


Senjaku berlari mengejar ketinggalannya, menyusuri setapak di tepian jurang menganga, di bawahnya riuh ombak berirama lara.


Kekasih, aku ingin merinduimu setiap hari, seperti aku merindui senja pada petang hari.


Kelak, kita duduk bersama di selasar rumah, menikmati bagaimana mentari kembali ke peraduan.


Walau singkat pertemuan antara kita, tapi rindu akan senja jinggamu telah aku semat di dada.


Bolehkah aku bertanya, duhai senja ? Apa yang membuatmu begitu merah; apakah cinta, atau rindu yang membabi buta.


Kau dan senja adalah hal yang sama. Mampu menghangatkan dalam jarak yang begitu jauh dan hanya bisa dikagumi namun tak mampu dimiliki.


Akan ada suatu nanti, senja kita. Saat aku dan kau bersama dalam satu rumah. Menikmati ia dalam jingga yang memerah. Hanya aku dan kau.


Dalam bejana senja rinduku tetap terjaga.


Dilangitku senja kelabu. Seperti hatiku yang pilu merindu.


Senja, ingin kumaki diri ini, sebab rindu yang selalu mencari masalah dengan hati.


Tak kusesali siang yang berpulang, kutangisi; mengapa senja terlalu cepat datang, sedang rindu belum terbunuh sejak semalam.


Jika kamu senja, maka aku jingga. Muncul bersama, hilang pun juga.


Bolehkah aku bercerita sedikit padamu, jangan kau cemburu, karena yang ingin kuceritakan kerinduanku pada malam.


Rindu, sudahkah kau temui, indah puisi yang bertengger di langit senja. Karena rindu bukanlah beban yang harus menguraikan air mata.


Mungkin senja kali ini tak seindah biasanya, tapi dengan dekapan hangatmu. Semua terasa istimewa.


Kata bijak senja


rindu ini berhenti padamu, setelah kulewati cahaya pagi, dan terangnya siang. Rindu ini berhenti padamu, senja.


Senja itu serupa kau, meski keberadaannya tersapu hujan. Dia akan kembali pada masanya nanti, meluluhkan rindu dalam dada.


Aku pasti tak akan pulang, seperih apapun senjamu tenggelam.


rindu ini tak berujung,hingga akhir senja.


Aku tak mampu berlisan menatapmu. Hanya tulisan yang mengurai perasaanku. “Kamu indah sekali, SENJA”


senjaku abu-abu, karena langit sedang menyimpan kesedihan.


wahai dikau senja,mengapa hdirmu kerap sepintas berlalu.


Minggu senja atau Senin senja sama saja, aku selalu rindu kamu. Tanya pada malam yang siap membekap tubuhmu.


Aku mencintaimu seperti aku mencintai senja. Sebab, tanpa senja tak kan mungkin ada pagi,harapan untuk kita bisa jumpa lagi.


Senja penghabisan. Besok datang lagi kemari ya. Senja, aku sepi.


Nikmati malam panjangmu, lalu rindukan aku untuk menemui soremu esok hari. Pastikan, senjaku yang paling cantik di langitmu.


Pada langit senja berpelangi, aku melihatmu sebagai hijau, bersamamu aku seperti di pulau, yg penuh tawa dan senda gurau.


Biar malam mendekap sampai kau sulit bernafas, untuk kamu senja, aku selalu ada. Ingat ini: aku dan kamu adalah senja abadi.


Sampaikan salam terakhirmu untuk senja di hari Minggu. Dia akan terlelap barang sejenak, dan menemuimu kembali esok di penghunjung sore.


Senjaku tak pernah hilang, karena ia sudah kuabadikan. Tersenyum dalam setumpuk ingatan, berputar meski malam sudah menjelang.


Aku kesepian di senja ini. Maukah kau menemani? Sekedar duduk berdiam disini, sembari membiarkan rinai hujan menari.


Senja, kusampaikan kepadamu kisahku, kubisikan kepadamu kerinduanku. Kini, kutanya kepadamu: Kira-Kira Kapan Kita Ketemu?


Setabah-tabahnya aku tetap saja aku butuh kamu, senja. Kamu mengangguk setuju, iya setuju yang malu-malu.


Senja, tak tahukah kamu hatiku gemas karenamu, apa itu menampakkan diri cuma sekilas.


Memang begitulah perjumpaan, sejenak datang meninggalkan kenang. Senjaku yang gugup dan lugu, makin membuatku rindu.


Senja tak pernah malu berwarna, tak pernah bosan menghangatkan petang. Dia selalu datang, untuk mereka yang merindukan keindahan.


Caption senja singkat


Jangan jadikan alasanmu hilang karena kekuranganku. Aku ingin kau belajar bersama Senja, karena senja selalu apa adanya. Senja tak pernah menjadikan kekurangan bulan sebagai alasannya untuk menghilang.


Cakrawala. Bebas di atas langit sana. Tapi bukan berarti kau, bisa bebas dengan siapa saja.


Karena, Senja lah yang mengajariku, tentang cara ku mencintai dengan sederhana.


Jikalau kamu rindu, juga belum berujung temu, lihatlah aku, di balik senja yang indah itu.


Menangislah saat hujan, agar mereka tak tau bahwa kau sedang menangis, sayang.


Berlarilah di padang rumput yang tinggi, agar mereka tak tau bahwa kau sedang berlari.


Senja di hari ini, tidak terlalu tampak (indahnya).


Apa gerangan dengan Senja?


Cakrawala seolah ikut mengerut. Seiring waktu yang berpacu, kebahagiaan itu kini sebuah rekaman.


Aku berdoa, semoga Senja hari ini tetap indah.


Caption senja Instagram


Sahabat, berkenankah kaubagi RINDU-mu di antara labirin petang?


adalah senja, tempat cinta berjumpa. kita pernah berdiam di sana; tanpa kata, tanpa terkatakan.


Senja; dan segala jingga di matamu; rinduku habis pada waktu, dan kata-kataku jadi batu; aku mencintai ketiadaanmu.


senja dan jingga kembali, padanya rindu diterakan puisi.


Mari kita mulai semuanya dari sini; sore berangin, langit warna tembaga dan udara yang tak lagi berbau hujan.


senja hampir matang, saatnya kidung cinta dikumandang, dari kalbu yang kesunyian.


Siapa memainkan harmonika, menutup tirai senja dengan kidung doa-doa? Napas penuh luka, berarak ke jingga-jingga.


Senja itu anak kecil yang manja; tangisnya adalah gerimis, dan pelangi adalah pita berwarna di rambutnya.


Senjaku remang, kidung-kidung alam menyuara dari bangau terbang, ayam-ayam kembali kekandang, malam hendak datang.


Pada akhirnya kita hanya akan mengenang bait-bait kidung hati, yang mati setelah senja ini.


Gelombang adzan mendayu meminang senja. Di sanalah, Tuhan melahirkan segala rindu.


matahari ini kusimpan sebagai pembatas buku, kelak menjadi guguran kelopak bunga yang merindu dipuji-puji cantik kuntumnya.


Puisi-puisi mendebarkan cahaya di atas sebilah doa. Di sini, ada rindu yang mulai membaca arahnya.


Tahukah Tuan, rindu ini riak yang digerakkan sekawanan teri? Makin senja makin bara. Lebih pampat dari dada pelaut mana pun.


Samar kulihat peluh sinar menggantung di punggung petang. Di atasnya rona RINDU merekah dalam ayunan.


Senja yang asing, desau angin kering mengaamiini rindu menjelma mata lembing, sisi hatimu remuk sisi lain menolak takluk.


Senja nanti, kau akan mengerti. Bahwasanya rindu berwarna biru, meninggalkan lebam di dada kirimu.


senja dan sepercik syahdu, dari dalam hati yang merindu, bersamamu kualunkan tembang merdu, merayu ilalang sayu.


Pada senja, aku bercanda dengan diam di bawah pepohonan kering. Berharap kau datang membawa air kehidupan.


Senja adalah nadir. Sampai di mana sang musafir, berjalan melintasi takdir.


senja lebur di teduh matamu, dengan kereta biru aku menjelajah setiap palung hatimu, menjemput anak-anak rindu.


Kita berkelakar tentang senja yang memerah, seperti pipimu yang merona, ketika ciuman pertama kita.


Puisi senja romantis


Semburat Senja yang Syahdu


Layaknya lintang yang tersebar di galaksi belantara

Lihatlah, nabastala terpampang nyata di depan netra

Sekelilingnya, ada jumantara yang mengudara

Seakan menunggu sang bangaskara yang ingin terbenam segera


Tatapan netra beralih ke langit barat

Menilik matahari seakan ingin mengucapkan perpisahan yang berat

“Selamat tinggal?”

Ataukah “Selamat menunggu untuk senja berikutnya?”


Oh tuan, aku lengah

Sungguh, retisalya kembali menganga

Meluluhlantakkan secercah yang terpinga-pinga

Pada semburat senja di penghujung September yang menelinga.


Lihatlah, pesona tuan layaknya senja

Yang gata meninggalkan sang nabastala

Kemudian datang saat dini hari

Menjelma menjadi sang fajar yang menyinari


Hei tuan, apakah ini terlihat antagonistis?

Saya ingin bersikap apatis

Perihal retisalya yang begitu traumatis

Sebab, nostalgia tunjukkan asmaralika yang begitu anarkistis


Mungkin, sudah saatnya untuk berdamai dengan senja

Sebab, tak elok rupanya bermuram durja

Cukuplah nostalgia ini bersahaja.


***


Aku dan Senja


Aku adalah senja

Bagai memberi bahagia

Selalu memberi cinta

Dan seolah memupuk asa


Pun senja adalah aku

Hadir antara perbedaan

Seolah memberi peringatan

Tiba waktu pergantian


Di penghujung September kering ini

Senja selalu cerah

Senja memberi cinta

Tapi tak bisa memupuk asa


Semburatnya nan jingga

Berkelumat dengan hitam

Membaur dengan gelap

Lenyap bersama kapas


Hadir dengan tangisan langit

Bersua dengan ribut

Bertanya pada senja

Engkau kenapa?


Jingga yang menua

Pada titik temu pergantian

Memberi satu suara

Aku sudah lengah.


(Oleh: Yunita Malistiani)


***


Surat Rindu


Senja…

Satu kata yang indah

Satu kata sarat akan makna

memandangmu aku terpesona


Memori tentangmu berputar di kepalaku

Tersimpan apik mewarnai hariku

Apa kabar kamu?

Kekasihku…


Jauh di lubuk hati aku merindu

Rindu akan kehadiranmu

Senyuman yang menghiasi bibirmu

Selalu berhasil membuatku terpaku


Hitam lengam sehitam suraimu

Manik matamu seolah menghipnotisku

Memanggilku tuk menyentuhmu

Apakah aku tertawan cintamu?


Bulan September hampir berlalu

Sepucuk surat mengunjungiku

Adakah tanda kita kan bertemu?

Aku sudah terlanjur rindu


Surat balasan kukirim padamu

Surat yang membawa serta hatiku

Padamu sang penawan sanubari

Aku menunggumu di sini.


(Oleh: Indah Putri Lestari)


***


Hanya Angin Lalu


Semburat jingga terbias di langit barat

Matahari seolah melambai sebelum tenggelam

Malam tiba tanpa perlu sepucuk surat

Tanpa harus berteriak jua ke seluruh alam.


Angin betiup menerpa rambutku

Dedaunan lunglai terbawa angin

Menerbangkan puing-puing asa

Berharap kenangan ikut terbang jua


Namun,

Sia-sia saja

Tak ada yang kuat menerbangkan rasa ini

Tak ada yang bisa hilangkan kenangan ini


Mata cokelatmu yang terbias mentari

Bibir tipismu melengkung tanpa henti

Harum tubuhmu berbaur lembabnya bumi

Kehangatan yang kukenang hingga kini.


Sayang,

Senja tak lagi indah tanpa hadirnya kamu

Sore tak lagi hangat tanpa pelukmu

Yang ada hanyalah rasa tuk menyendu


Kini, hanya sepi yang kunikmati

Waktu senja untuk menyendiri

Dan kenangan akan hadirnya kamu

Kuanggap hanya angin lalu Sukabumi.


(Oleh: Siti Nurlaela Sari)


Puisi senja sederhana


Swastamita


Sekeping nurani mengacak diksi

Mengais aksara merakit gatra

Perihal aku terlalu keluh

Tuk terucap sepatah kata


September merakit temu

Menyudahi pilu di penghujung kelu

Jingga merangkak

Swastamita meramu


Resah merompak dentingan

Nestapa hampiri insan

Pada penghujung pengabdian

Senja menjadi kelam


Ketaksaan riuh menggoyahkan

Baskara berangsur madam

Terpatri senja bagai saksi padam

Akan aku perihal ditinggalkan


Terlalu sukar kupatri rasa

Sedang hati merosok tak sadar

Berkeping pada arunika

Sebab menapakmu perlu berlacak sabar


Karam tak punya pijakan

Aku tak mengerti seruan

Sebab candala senja

Mengoyakku menetap pada penghujungnya.


(Oleh: Syayidah Maulidatul Ulya)


***


Yang Telah Usai


Hai jingga yang selalu kusebut senja

Hari ini aku datang kembali

Tetapi sangat berbeda

Dengan penghujung september tahun lalu


Jika tahun lalu aku bersamanya

Memegang dan mengikat janji

Sebagai senja saksinya

Kali ini aku bersama rasa rindu yang menyayat pilu


Harapan bersama sampai mati

Terbengkalai begitu saja

Bersama kenangan yang terombang ambing

Menghanyutkan rasa


Sayup-sayup kurasa batinku

Berteriak lirih menentang yang telah terjadi

Aku masih tak mengerti

Mengapa kehilangan selalu menyambut di ujung jalan


Senja, bolehkan aku menatapmu lebih lama lagi?

Sambil menikmati patah hati yang ia tawarkan?

Tak apa, luka ini sudah terlanjur

Terlukis aku terima resiko dari jatuh cinta


Aku berharap jika tahun lalu aku bersamanya menikmati indahnya cinta

Dan tahun ini luka menyayat, perih kudapat

Semoga senja September tahun depan aku bisa mengikhlaskan

Tanpa harus membencinya.


Puisi senja bersamamu


Senja… Bersamanya


Senja… dia apa kabar?

Akhir kita bersua

Dia memberiku tuba

Menamparkan angin begitu kerasnya


Senja… tahukah dia?

Tentang rasaku padanya?

Tenang indah kala menatapnya?

Aku mohon beritahu padanya


Aku tak tahu cara mengungkapkannya

Senja… bantulah aku

Semilirkan pesanku ini bersama angin

Hembuskan rasaku tepat di relungnya


Senja… masihkan sama?

Ada hanya sekejap

Hadir antara dua kubu

Lalu hilang bersama kabut


Di akhir gelap september ini

Masih pada rasa yang sama

Tertampar gigil angin

Teronggok senyapnya hitam


Senja… beritahu padanya

Ada pagi yang menyongsong malam

Ada cahaya yang menjemput gelap

Dan ada aku yang masih mencinta.


(Oleh: Yunita Malistiani)


***


Ingatan Kamu


Ku tatap senja dengan lekat sambil

Menahan perih yang mendenyut di dada

Bolehkan aku menyesal

Telah mengenalnya?


Bolehkan rasa cinta di hati ini tidak seharusnya ada?

Atau bolehkan aku

Memberontak marah pada Tuhan

Karena telah menciptakan fatamorgana ini?


Jeritan perih sedari tadi menusuk hati

Entah sudah berapa lama aku menatap langit

Yang berawarna oranye ini

Apapun yang kulakukan kuingin lupakan


Tetapi sakit

Yang menyayat hati

Masih saja

Tak bosan bersemayan di sana


Langit yang berwarna kemerah-merahan ini

Mungkin sudah bosan melihat guratan pilu

Andai kau tahu bahwa melupakanmu

Tak secepat langit indah ini menggelap


(Oleh: Rara Dianda)


Puisi senja di pantai


Bingkai Senja


Mengusung denyut waktu

Pada senja kesumba kelam

Di bawa barekasa alam

Tertepi oleh gulungan obak


Hanyut tenang bersama kenangan asa

Mengangkasa pada bumantara

Menyeruak mengukir kisah asmaraloka

Atma terlampau bahagia hingga lupa pada sarayu menguliti daksa.


Keselarasan bermatrik rajutan kesemuan

Keindahan buana membabat segala adorasi

Hingga tertnggal bayang tengah bersusah hati

Sungguh anitya lukisan keseimbangan


Sedang nabastala tetap yang jadi saksi

Hirap bagaskara sebab berganti petang

Senja meramu anindya

Mega kemerahan tawarkan dayahu candu


Sekejap

Tabir tak dapat abadi

Mencipta pedar bakal lestari

Berat otak sebabkan limbung


Teriring beranjak pergi

Sebab belukur luka yang sama

Sebab senja yang kian memudar

Kan tergantikan oleh shyam.


(Oleh: Zunainatul Khoiriyah)


Puisi tentang senja dan kamu


Menjingga Bersamamu


Ada kata yang sulit terucap

Ada bibir yang enggan bicara

Ada rasa yang enggan tuk diam

Ada rindu yang terus menguar


Semua itu karena kamu

Karena kamu yang kurindu

Karena kamu yang kucinta

Karena kamu rasa itu ada


Kau tahu,

Senja itu seperti kamu

Tak pernah bisa tergapai dengan jemariku

Tak bisa teraih oleh jutaan rindu


Terkadang,

Aku ingin seperti angin

Yang membawa puing kenangan

Yang membawa sejuta asa.


Aku ingin menjadi sejuta cahaya

Yang bisa membiaskan keindahanmu

Yang menjingga di langit sore

Yang bersinar layaknya senja


Tentu saja tak bisa

Aku hanyalah aku

Yang hanya punya kenangan biasa

Yang kebetulan ada kamu di dalamnya.


(Oleh: Siti Nurlaela Sari)


***


Lenteraku


Piringan matahari hampir lenyap di tepi langit

Berganti malam yang dingin merasuk kulit

Kau bagaikan senja

Yang datang sekejap membawa luka


Katanya kau hadir bagai lentera

Penyambung hidupku yang dirundung duka

Melambunkanku di atas mega

Lalu jatuh bersama rintik air mata


Tak sempat aku goreskan tinta

Tuk menuliskan kisah hidupku yang gelita

Kau yang datang lalu hilang entah kemana

Jauh di dasar sukma aku cinta


Cinta yang menenggelamkanku

Menghancurkanku

Di saat detik-detuik berbahagiaku

Kau meningalkanku


Bodohnya aku yang dibutakan oleh rasa

Merelakanmu pergi bersama dia

Aku sendiri…

Di penghujung September ini


Aku rela melepasmu

Mengikhlaskan kepergianmu

Daripada cintaku dimadu.


(Oleh: Indah Putri Lestari)


Sajak senja


Senja, kapan kamu berulang tahun?


Senja kesekian tanpamu, dan aku masih sama ; lelaki yang lupa cara berbahagia.


Wahai senja, kutitip rindu untuknya, kuharap kau mampu sampaikan itu meski dalam duka.


Maaf, puisi. Aku sedang menunggu seseorang. Ia membawa kata-kataku. Tepat di balik senja.


Senja bagai sayap patah yang tak bisa terbang di langit cerah, dan titik hujan mewakili segala kepedihannya.


Ayah pulang membawa senja di punggungnya, dan di tangannya ada sekeranjang kata-kata untuk di masak ibu menjadi sajak.


Lama sudah senja tak menyapa, mungkinkah ia tertidur pula, berlumur rindu yang penuh luka.


Tak ada senja yang tak rasa kamu. Setiap senja selalu rasa rindu, harap temu, perihal kamu.


senja terlihat muram di matamu, Tuan, aku masih punya beberapa butir jingga, bolehkah kupasang di pelupukmu?


Seseorang pernah berkata, akan ada ribuan puisi yang terlahir dari rahim senja.


Merindukanmu itu sederhana saja. Matamu menjelma senja. Kedip yang manja, Serta tatap penuh sahaja.


Ada bait-bait syukur yang tersamar, di antara kelepak barisan camar yang menuju pulang — menuju senja.


Petang belum datang. Tapi senja sudah lebih dulu muncul di kening ibu yang makin hari keriputnya makin menjadi.


senja di matamu sedang menafkahi rindu.


Mestinya pada senja yang begini jingga puisi biasanya menemukan tempat untuk bersandar, bukan pada bahuku tapi pada rindumu.


Aku menemukan sajak yang terjatuh di halaman rumah. Kupungut dan kupakaikan baju senja agar kelihatan cantik dan mewah.


Senja tak pernah berubah, selalu bahagia temani jingga berkisah, meski tugas berlimpah, tak kan pernah halangi cinta meruah.


Senja selalu sama, aku kadang membayangkan ia dirimu, kadang pergi saat rindu menggelora atau kembali ketika tertikam sunyi.


Senja, persimpangan jalan depan rumah; riuh itu bukan hanya deru motor dan nyaring klakson tapi juga cerah dan tanggal muda.


Senja yang hening. Anganku berkelana, bagai kuda tak berpelana.


Saat hujan dan senja bersekongkol dengan waktu, sekeping sajak diam-diam menyelinap menghunus tajam kata, membunuh rindu.


Senja, pulang yang berulang. Rindu berhutang cerlang, bola mata yang terpejam. PadaMu lah itu rapuh seluruh – TUHAN.


Ucapan selamat sore


kalau sore ini aku bahagia, itu karena kamu membagi cokelat yang tadi kubawakan untukmu.


Kasihku, tak cukup bahasa menafsir sebuah cinta. sebab sebentar lagi, kita akan menjadi bayang, setelah matahari tenggelam.


Sore ini di atas mega kau berpijar. Jinggamu berbinar, keindahanmu kutatap nanar. Rinduku padamu telah terbayar.


Rinduku terhenti pada ujung sore di Seninku. Kau tersenyum padaku melalui senja. Kau memelukku lewat udara.


Aku tak butuh sore untuk menemukan indahnya sang senja. Dia akan muncul di pipimu, saat menyadari aku mengecupnya lembut.


Senjaku sore ini, berwarna kemerahan penuh hangat. Dia terduduk manis, membalas tatapanku yang memujanya.


Indah, semata indah, esok dan hari-hari berikutnya jangan lupa menyapa aku. Janji ya, senja.


Petang, deras hujan; ada kenangan yang kuaduk perlahan. Di kepala seperti memutar kumparan warna yang selalu berulang.


Senja selalu setia kepada sang sore. Menciptakan akhir petang yang indah di setiap mata umat manusia.


Kata kata sunset


Saat matahari akan tenggelam, kenang aku sebagai jingga yang pernah memberi indah pada tubuh senjamu.


“Instead of sailing off into the sunset, he hopes to sail into the next century.” Dave Anderson


Alih-alih berlayar ke matahari terbenam, dia berharap bisa berlayar ke abad berikutnya.


“In the full light of day, I don’t want to think about the sunset.” Shakira


Saat cahaya mentari sempurna, aku tidak ingin memikirkan tentang matahari terbenam.


“Whenever you want to see me, always look at the sunsest; I will be there.” Grace Ogot


Kapanpun kamu ingin melihatku, lihatlah selalu ke matahari terbenam; Aku akan ada di sana.


“Clouds come floating into my life, no longer to carry rain or usher strom, but to add color to my sunset sky.” Rabindranath Tagore


Awan datang melayang ke dalam hidupku, tidak lagi membawa hujan atau badai, tapi menambah warna langit matahari terbenamku.


“The sky takes on shades of orange during sunrise and sunset, the colour that gives you hope that the sun will set only to rise again.” Ram Charan


Langit mengambil nuansa jingga saat matahari terbit dan terbenam, warna yang memberi harapan bahwa matahari terbenam hanya untuk bangkit kembali.


“The biggest cliche in photography is sunrise and sunset.” Catherine Opie


Klise terbesar dalam fotografi adalah matahari terbit dan terbenam.


“Every sunset brings the promise of a new dawn.” Ralph Waldo Emerson


Setiap matahari terbenam, ia membawa janji fajar baru.


“There’s never one sunrise the same or one sunset the same.” Carlos Santana


Tidak pernah ada matahari terbit yang sama atau matahari terbenam yang sama.


“The sky broke like an egg into full sunset and the water caught fire.” Pamela Hansford Johnson


Langit pecah seperti telur sampai matahari terbenam sempurna hingga (warna) air bagai terbakar.


“Sunset is still my favorite color, and rainbow is second.” Mattie Stepanek


Matahari terbenam masih menjadi warna favoritku, dan pelangi adalah yang kedua.


Penutup


Kumpulan kata kata senja atau quote senja romantis dan terbaik yang kamu baca di atas adalah tulisan yang diambil dari berbagai sumber. Jika kamu menemukan karyamu di halaman ini, silakan tinggalkan komentar ya, biar kami cantumkan nama kamu.


Oh iya sobat titikdua, jika kamu punya kata kata senja yang keren, boleh dong dishare ke sini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi kamu yaa.. 😉


Kata Kata Senja: Perihal Kamu, Kenangan dan Rindu Kata Kata Senja: Perihal Kamu, Kenangan dan Rindu Reviewed by Admin on January 05, 2018 Rating: 5
Powered by Blogger.