Puisi Ayah – Ayah merupakan sosok yang teramat penting di dunia ini, tidak kalah pentingnya dengan kehadiran seorang Ibu. Kalau bukan karena dia, mungkin kita tidak terlahir di dunia ini.
Puisi buat ayah ditulis karena ayah merupakan pribadi yang selalu bekerja tanpa mengenal waktu, siang dan malam tanpa lelah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dia adalah sosok yang selalu ada untuk melindungi kita dari tangan-tangan jahat, juga menjadi penasehat sekaligus pendengar ketika kita sedang mengalami masalah.
Itulah sebabnya, puisi tentang ayah patutlah kita persembahkan untuk beliau sebagai ungkapan hati kita kepadanya.
Tonton deh video sedih puisi tentang ayah di bawah ini, sumpah bikin mewek nangis sejadi-jadinya. Siapkan tisu yaa..
Daftar isi
Puisi Ayah
Apa yang kamu pikirkan kalau membaca atau mendengar kata “Ayah”? Kagum? Yah, Sosok seorang ayah akan selalu ada di hati kita, meskipun seringkali dia begitu tegas dan serasa menyebalkan buat kita.
Tapi percayalah, semua yang dilakukan Ayah kepada anaknya itu semata untuk melihatnya baik. Bacalah puisi Ayah di bawah ini, biar kamu betapa pentingnya seorang ayah dalam hidup.
Yang Tidak Pergi
Raga dan jiwa mungkin pergi
Tapi cinta kita tidak pergi
Sayang kita tidak pernah pergi
Ada selalu di dalam hati
Cinta kami untuk ayah
Cinta yang akan selalu bersemi
Sayang kami untuk ayah
Sayang yang tiada berhenti
Ayah tidak pernah pergi
Karena cinta dan sayang ini
Ayah selalu ada bagi kami
Di dalam sanubari.
Surat kecil untuk Ayah
Ayah, apa kabarmu di sana?
Ayah, apakah engkau tau anakmu sudah sebesar ini?
Ayah, aku rindu
Ayah, ayah, ayah
Ayah,
Sebuah kata yang berharga untuk sebuah panggilan
Sebuah untaian huruf yang sampai detik ini tak bisa aku lupakan
Lebih dari itu
Ayah,
Lelaki hebat yang kurindukan
Lebih dari separuh hidupku kau telah pergi
Pergi ke sebuah tempat, yang kuyakini engkau pasti bahagia di sana
Aku punya beberapa memori yang melekat tentangmu
untuk teman ketika rindu, tapi ku tau itu terlalu sedikit
Karena di saat kita berpisah,
aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua memori yang pernah kita lewati
Yang ku tau,
Engkau adalah lelaki hebat yang sabar, tak kenal letih untuk berusaha
Engkau tetap berusaha menjadi pemimpin keluarga yang baik, di kala engkau sedang merasakan kesulitan bernafas..
Engkau, lelaki jujur, dan seperti kata ibu, tak mungkin ada lagi di dunia sepertimu
Ayah, apakah engkau tahu?
Aku seringkali menitikkan airmata di saat melihat teman-teman datang bersama papa mereka, tertawa bahagia, menggelayut manja dengan lelaki paling berharga dalam hidup mereka..
Aku seringkali menangis deras jika membaca cerita apapun yang berhubungan dengan seorang ayah
Aku seringkali merindukan seorang sosok ayah yang melindungi ku ketika ada orang lain yang menyakitiku, menghancurkan perasaanku
Aku seringkali menginginkan, aku bisa memelukmu, duduk santai bersamamu di sebuah tempat yang indah
Ayah, lelaki tampan, jujur, hebat, sabar dan kuat..
Aku rindu padamu..
Kutitipkan doa di tiap tetesan tangis rindu kepadamu..
Ayah, aku pasti bisa
Aku pasti bisa membuatmu bangga dan tersenyum melihatku dari sana
Aku yakin aku pasti bisa..
Ini hadiah untukmu, Ayah..
Love you as always,
Your daughter ♥
(Source: Latifaah)
Selalu di Hati
Kini kita tidak lagi berada di dunia yang sama
Kita terpisah ruang dan waktu
Kita tidak lagi bisa bertatap muka
Dan aku hanya bisa menatapmu dari foto saja
Tak kan pernah ada yang berubah
Sejauh apapun engkau pergi, ayah
Ayah adalah pengukir jiwa kami
Ayah akan selalu ada di hati kami
Engkau adalah pahlawan untuk hidup kami
Engkau adalah cahaya untuk hidup kami
Engkau adalah pelita untuk hidup kami
Engkau akan selalu ada di hati kami
Kami tidak akan terlalu larut larut bersedih
Doa kami selalu untuk ayah
Doa kami untuk kebahagiaan ayah di surga
Doa kami agar ayah tenang di sisi-Nya.
Lelaki terhebat
Lelaki yang telah terbaring itu ayahku
Dia adalah lelaki terhebat yang pernah kukenal
Dia adalah lelaki terbaik yang mengayomiku
Tak pernah mengeluh meski sakit kadang dirasa
Lelaki terhebat itu adalah ayahku
Dia adalah sosok lelaki sederhana
Dia adalah sosok yang cerdas
Dia adalah tumpuan dimana kaki kami
Lelaki yang telah terbaring disana
Ia adalah ayahku yang terhebat
Ia tidak akan membiarkanku terluka
Ia akan selalu mendampingiku
Lelaki yang telah terbaring di sana
Lelaki yang telah berisitirahat bersama-Nya.
Semoga kekuatan darimu membuatku selalu bertahan
Semoga cintamu mengilhami hidupku
Nasehatmu takkan kulupa
Segala petuah hidup yang kusimpan
Lelaki terhebat itu adalah ayahku
Yang terbaik di dunia ini.
Aku cinta ayah
Telah rapuh Tulang-tulangmu
Yang dahulu kau gunakan
Untuk memberikan kami sesuap nasi
Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya
Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat
Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami
Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah,
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
Semua yang kau lakukan untuk hidup kami
Semua yang kau berikan kepada kami
Ayah,
Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan
Ayah,
Kini kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikanmu
Ayah,
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu
Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu
Ayah,
Meskipun kami sadar
Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
Dan kami sadar, nyawapun tak mampu membalas semuanya
Terimakasih Ayah
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a dan kasih sayangmu
Aku mencintaimu Ayah.
Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Di penuhi kasih sayang yang luar biasa.
(Source: mynewbloggueaddress)
Puisi tentang Ayah
Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Si penuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku kau rela di sengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu
Di setiap doamu kau haturkan segenap harapan
Ayah…
Kan kujaga setiap nasehatmu
Di setiap nafasku
Di relung hati akan kuhangatkan namamu
Akan kukobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu
Ayah.
(Oleh: Ratih Anjelia Ningrum)
Kerinduan
Ayah dimana engkau berada
disini aku merindukanmu
menginginkan untuk berjumpa
merindukan akan belaianmu
Kasih sayangmu selalu ku rindu
engkau selalu hadir di mimpi
mimpi yang begitu nyata bagiku
menginginkan engkau untuk kembali
Aku selalu mengharapkan engkau hadir
menemani aku setiap hari
menemani masa pertumbuhanku ini
Aku tumbuh menjadi besar
tanpa engkau di sisiku
tanpa engkau yang menemani hari-hariku.
(Oleh: Niki Ayu Anggini)
Ayah segalanya untukku
Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan..
Beribu cinta telah kau berikan ..
Beribu kasih telah kau curahkan..
Hanya untuk anakmu..
Ayah..
Kau ajarkan ku tentang kebaikan..
Kau tunjukan ku tentang arti cinta..
Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan..
Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih sayang..
Ayah..
Betapa mulianya hatimu..
Kau korbankan segalanya demi anakmu..
Kau banting tulang hanya untuk anakmu..
Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu..
Ku berjanji untuk semua kasih sayangmu..
Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu..
Bahwa aku akan selalu menjagamu..
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku..
Terima kasih ayah untuk semua kasih sayangmu..
(Oleh: Clara)
Pesan untuk ayah
Langit sepi tanpa bintang
Seperti hatiku yang sepi dan gelap gulita
Angin bertiup kencang di telinga
Seperti bisikan cinta dari ayahku tersayang
Aku berdoa dalam tangis mengingat ayah
Aku teringat cerita dan nasehat dari ayah
Aku teringat kenangan-kenangan bersama ayah
Dalam doa kutitip pesan untuk ayah
Rinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah
Kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikannya
Ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini
Kuceritakan lewat doaku untuk ayah
Semoga engkau turut mendengar ceritaku
Semoga pesanku sampai pada ayah
Tidak ada pria yang dapat menggantikan ayah
Hanya ayah yang terbaik dalam hidupku.
Puisi untuk Ayah
Kerinduan
Ayah dimana engkau berada
Di sini aku merindukanmu
Menginginkan untuk bertemu
Merindukan akan belaianmu
Kasih sayangmu selalu kurindukan
Engkau selalu hadir dalam mimpi ku
Mimpi yang begitu nyata bagiku
Menginginkan engkau untuk kembali
Aku selalu mengharapkan engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhan ku
Untuk tumbuh menjadi besar
Tanpa engkau di sisiku
Tanpa engkau yang menemani hari-hariku.
(Oleh: Niki Ayu Anggini)
Bait sajak untuk ayah
Ayah…
Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku
Menuju lembah tinggi kedamaian
Dekapanmu telah meredam amarahku
Tak kuasa tangisku berderai
Kala ku ingat kata bijakmu
Kau jaga aku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku
Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu
Seakan tak pernah lelah kau
hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan
Pada Dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati
Untukmu, ayah. Terima kasih.
(Oleh: Novi Aqila, buku “Senja” Antologi Puisi)
Getar malam rinduku
Ingin kugali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimangku
Sajak berair mata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap di sekitar gelap
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu
Seolah kau titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap
Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku
Menuju kenangmu
Getar yang memancar melahirkan syair
Bak pujangga berlagu
Ini untukmu,
Itu buatmu,
Dan do’a sebagai baktiku
Miss you Ayah.
(Oleh: Eko Putra Ngudidaharjo)
Dari hati untuk pahlawan hidupku
Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu
Tangisku berderai
Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku
Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku
Seperti karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku
Kau lindungiku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu. . .
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu bapakku
Terima kasih.
(Oleh: Ibnu Abhi)
Puisi Ayah Singkat
Puisi Ayah
Ayah aku tau engkau begitu lelahnya
Engkau menghadapi kehidupan ini
Namun engkau tak pernah mengeluh
Tak pernah ada rasa jenuh dalam benakmu
Berkorban dan berpeluh keringat
Untuk kesuksesan anak-anakmu
Mungkin lelah itu hilang
Saat engkau melihat anakmu tersenyum
Dengan senangnya
Semangatmu terdorong lagi utuk hari esok
Maafkan aku ayah
Yang mengabaikan sayangmu
Kini aku sadar
Betapa mulianya engkau
Tanpa meminta balasan apapun dariku
Takkan ku lupa dengan pengorbananmu Ayah.
(Source: puisiku2015)
Ayah
Kerut di wajah tanda usia senja
Tak menghalangi langkah tegarmu
Mandi keringat membanting tulang
Demi kami semua keluargamu
Fajar menyingsing kau melangkah
Di senja hari baru kau kembali
Hanya ada satu tujuan mulia
Memberi sinar bahagia bagi kami
Kau memohon pada Tuhan
Berkah keselamatan untuk Ayah
Memberi rahmat dan kekuatan
Melindungi jalan kehidupannya
(Oleh: Yayuk Pratiwi)
Ayahku hidupku
Ayah,
kau penguat hatiku
menjadikanku wanita yang tegar
wanita yang sabar
wanita yang pantang menyerah
Ayah,
sepi saat kau jauh
kau begitu hebat
tak ada yang bisa sepertimu
ataupun menggantikan posisimu
Ayah,
aku begitu menyayangimu
keringatmu menjadi inspirasiku
tawamu yang selalu aku rindu
sedihmu adalah deritaku
Ayah,
dimana pun engkau
doaku selalu bersamamu
tangisku menjadi sumpahku
bahwa, apapun yang terjadi ku kan slalu menjagamu.
(Source: dandiemo)
Ayah yang begitu sempurna
Ayah kau begitu sempurna
Kau adalah hembusan nafasku
Kau adalah penyemangat hidupku ayah
Kau yang selalu ada di setiap kesedihan, dan bahagianya hidupku
Maaf ayah sampai saat ini aku belum membahagiakanmu ayah
mungkin dengan belajar dengan sungguh-sungguh aku dapat membahagiakanmu
Terimakasih ayah,
tanpamu aku tidak berguna di kehidupanku ini.
Puisi buat Ayah
Untukmu Ayahku
Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta.
(Oleh: Dina Sekar Ayu)
Ayah, puisi ini untukmu
Ayah,
Saat matahari meninggalkan senja hingga ia memunculkan jingga
Aku berharap ayah tak meninggalkan aku
kecuali satu ayah
Ajal
ia tak kenal waktu menjemput nyawa
Ayah,
Saat malam berganti
Seakan waktu ini sempit
Tidak ada kebebasan untuk berbakti
sekedar menanyakan kabar misal
Ayah,
Teguranmu adalah kasih sayang
Nasehatmu adalah kalimat mutiara
Indah dan Penuh makna
Ayah,
Ketegasanmu adalah wibawamu
Disiplinmu adalah pilihan terbaik
Kehangatanmu adalah hal yang tak bisa aku lukiskan
Ayah,
Aku rindu
Aku rindu ayah
Aku rindu suaramu melantunkan ayat suci
Ayah,
Jika aku boleh meminta
Aku ingin meminta sedikit dari bebanmu
Sedikit saja
Agar aku bisa merasakan juga beban berat di pundakmu
Ayah,
Aku jadi rindu saat aku ingin ini dan itu
Saat apa yang ku mau kau turuti
Saat apa yang ku pilih kau beri
Ayah,
Bisakah aku melakukannya demikian juga
Saat sekarang mungkin jarang ayah
Aku sekedar menanyakan “sudah makan ayah?”
Ayah,
Aku benar-benar rindu
Mataku tak sanggup lagi diam
Hatiku tak bisa lagi menembus rindu
Ayah,
Sedetika saja aku ingin bertemu
Sedetika saja aku ingin menatap sayu wajahmu
Sedetika saja beri aku kesempatan
Ayah,
Cita-citaku jadi anak yang bisa membahagiakanmu
Bisa menjadi sosok yang berharga di sisa usiamu
Dimasa tuamu ayah
Ayah,
Aku mencintaimu
Terima kasih sudah mengantarkanku sampai sejauh ini
Terimakasih mungkin itu yang kumampu.
(Source: tahfidzraudhatulquran.com)
Puisi untukmu Ayah
Dia pernah terjatuh, merangkak rangkak
berlari kesana kemari
Demi kami anak anaknya
Dia tidak peduli dengan dinginnya malam
panasnya siang dan kerasnya hidup ini
Demi kami anak anaknya
Tubuh tuanya tetap tegar,
tangannya tetap mengepal menantang congkaknya dunia
Ketika senja tiba dia beranjak pulang
Dengan langkah gontai dan tubuh berkeringat bercampur debu jalanan
Dia bawakan kami buah tangan
Terpancar kegembiraan dari wajahnya
Demi melihat kami bersuka cita
Ketika malam menjelang,
Dia tidak pernah terlelap sebelum kami tertidur pulas
Dia belai kami dengan penuh kasih sayang sampai kami tertidur pulas
Ketika pagi telah datang,
dia antarkan kami untuk meraih cita cita
Dia antar kami dengan doa dan harapan
semoga kami bisa hidup jauh lebih baik
darinya.
Ayah,
Terima kasih atas semua yang telah engkau lakukan dengan penuh kasih sayang
dan ketulusan untuk kami anak anakmu
Sehingga kami bisa hidup seperti sekarang ini
Maafkan kami, karena sampai saat ini,
kami belum bisa membalas jasa-jasamu
Kami hanya bisa berdoa
semoga di hari tuamu kau mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan
Aamiiin.
(Oleh: Ayi Ayung Sudrajat)
Titip rindu buat Ayah
Ku tak dapat menghantarkan kepergianmu.
Langit mendung turut berduka
semua riuh rendah mengingat amal kebaikanmu
Ayah,
Di bawah nisan dan kamboja ini
aku tertunduk
Kujatuhkan air mata untukmu
Ayah,
Kau yang mengajarkan aku tentang arti kehidupan
Kau yang mengajarkan aku menghargai sesama
Kini ayah pergi, pergi untuk selamanya
Tuhan,
Jika boleh aku bertemu ayah
Ku ingin memeluknya dengan penuh rasa kasih sayang
Tuhan kutahu semua itu takkan pernah terjadi
Tapi, aku hanya dapat berkata kepadamu.
(Oleh: Srifatmawaty Timumu)
Puisi Ayah dan Ibu
Untuk Ayah Ibu
Ayah… Ibu…
Walau sering aku mendurhakaimu
Kau tetap tersenyum
Ayah… Ibu…
Kau peras keringatmu
Hanya untuk buatku bahagia
Ayah… Ibu…
Aku berjanji
Aku berdoa
Selalu berusaha semampuku
Bahagiakanmu di masa tuamu.
(by: Novi Aqila, buku “Senja” Antologi Puisi)
Kelana
Salam rindu buat Ayah dan Ibu
Maaf, IbuSetengah nafasmu yang kupinjam
Belum dapat kukembalikan
Angan-angan belum rela
Mengantarku pulang
Maaf, Ayah.
Setengah tenaga yang kau berikan
Masih dengan bangga kugunakan
Memikul setangkai demi setangkai
Harapan
Ampun, Ibu
Ampun, Ayah
Aku masih anakmu, bukan?
Jangan pelihara kekhawatiran!
(Dari buku Puisi Makmur HM)
Cerita tentangmu
Kau tak tau, anakmu kini telah dewasa
Aku tak lagi menangis di saat lapar
Aku tak lagi menjerit di kala sakit
kau tak tau itu
Aku tau banyak hal dari kehidupan
tapi aku tak tau kehidupan mu
kenanganmu, juga mimpimu
hidupmu hanya sebuah cerita
kini aku hanya bersama wanita yang mengasuhku
yang menimangku, yang membelai ku
dan yang memberi cerita hidupmu
Aku tau dirimu
tapi aku tak kenal dirimu
kau kenal diriku
tapi kau tak tau diriku
cerita tentangmu yang mengenalkan hidupmu pada diriku
kau lah “AYAH” ku yang telah tiada
sebelum waktu senja, di kala matahari masih bersinar dengan terang-nya
meninggal kan anakmu yang masih kau timang.
Bunda
Kau jadikan tubuhmu sandaran
di kala tubuhku tak mampu berdiri
kau topang hidupku
tapi kau biarkan hidupmu
Nynyian rindu membawaku tidur di pangkuanmu
tawaku adalah bahagiamu
jeritanku adalah deritamu
kau bisikkan itu di telinga mungilku
Aku tau kau sangat lelah menuntunku
tapi kau tak tampakkan kelelahanmu
seakan aku tak boleh tau
Tapi kerut di keningmu
membawa kabar itu
kau susah, kau lelah
kau tetap berusha
hingga kumemahami derita yang kau alami.
Puisi Ayah yang sudah meninggal
Kehilangan
Ayah,
Kehilanganmu seperti aku kehilangan dunia
Seperti aku kehilangan seluruh daya
Seperti aku kehilangan separuh jiwa
Ayah,
Dari keringatmu aku hidup
Dari tanganmu aku makan dan minum
Dari nasehatmu aku menjadi manusia
Ayah,
Kepergianmu memukul hatiku
Kepergianmu mencabik jiwaku
Kepergianmu meruntuhkanku
Ayah,
Semoga engkau berbahagia di sana
Semoga engkau tenang di surga-Nya
Semoga amalanmu diterima oleh-Nya.
Merindukan Ayah
Aku menyusuri jalan-jalan
Dimana kita sering pergi bersama
Aku menyusuri tempat-tempat
Dimana kita bersenda gurau bersama
Ku ingin selalu bersamamu, Ayah
Aku ingin selalu menjaga dan melindungimu
Aku ingin engkau tahu
Bahwa aku selalu mencintaimu
Langkah berat menyusuri jalan-jalan itu
Aku menyusurinya sendirian tanpamu
Aku melangkah dengan gontai
Mengingat segala cita-cita belum terwujud bersama
Namun suatu saat kita akan dipertemukan kembali
Kita akan bersatu kembali di surga-Nya
Kita akan tertawa bersama-sama lagi
Dan kita akan bahagia bersama lagi.
Aku merindukan ayah
Aku kirimkan rinduku
Bersama dengan doaku
Untukmu, Ayah, pahlawan hidupku.
Puisi Ayah yang telah tiada
Ayah..
Tak terasa begitu cepat waktu berlalu
Tiga tahun sudah aku tak melihatmu
Sungguh sangat kurindukan masa-masa seperti dulu..
di saat kau ada di kehidupanku
Meskipun kini kau jauh ada di sana..
Aku yakin kau sedang bahagia
Karena telah melihat anakmu ini tumbuh besar menjadi sosok pribadi sepertimu Tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih.
Kini hanya do’a yang bisa kuberikan dan selalu kupanjatkan untukmu
Aku menyayangimu.. Selalu
Ayah..
Takut rasanya saat mengingat masa lalu bersamamu
Setiap kuingat.. air mata ini selalu tak mampu kubendung
Tangis ini karena kerinduanku padamu
Rindu akan kasih sayangmu
Rindu akan tutur katamu
Rindu akan semua yang ada pada dirimu
Tapi apalah dayaku
Semua telah berlalu
Kini hanya bisa kukenang jasa kebaikanmu
Dan menuruti semua nasihatmu
Ayah..
Do’aku akan selalu mengiringi perjalananmu
Semoga tuhan membalas kebaikanmu selama ini
Aku selalu menyayangimu.
(from: Desimaylani05)
Penutup
Semoga kumpulan puisi untuk ayah di atas dapat membuat kecintaan kita kepada sosok seorang ayah semakin kuat, agar kita selalu berusaha untuk membahagiakannya. Puisi ayah yang dituliskan di atas agar kamu semakin menghargai, mencintai dan menyayangi ayah kalian.
Semoga tulisan koleksi puisi ayah yang kami tuliskan di atas bermanfaat ya… Kalau kamu punya karangan sendiri puisi tentang ayah, kamu bisa tuliskan di kolom komentar di bawah, agar bisa kita cantumkan di halaman ini biar teman-teman yang lain juga bisa membaca dan semakin menyayangi Ayah mereka.