Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna Pesan Moral

Puisi Pendidikan – Senang sekali rasanya bisa kembali menulis (lebih tepatnya menulis ulang) puisi-puisi tentang pendidikan. Pada halaman ini, kami memberikan kumpulan puisi pendidikan yang diambil dari berbagai sumber, dengan tujuan -tentu saja- menjadi bahan referensi dan inspirasi buat kamu dalam membuat karya tulis puisi bertema pendidikan.


Seperti yang kamu ketahui, puisi pendidikan ditulis untuk memberikan gambaran kepada kamu bahwa aspek ini sangatlah berpengaruh besar dalam kehidupan. Pendidikan yang bermutu akan menjadi mata tombak untuk kemajuan dan masa depan bangsa. Betapa pentingnya nilai sebuah pendidikan, namun masih seringkali menjadi polemik di negara kita.


Pada masing-masing puisi pendidikan di bawah ini ditulis oleh pribadi-pribadi yang mencintai syair dan memiliki kreativitas dalam menyusun kata puitis penuh makna, meramu intuisi, imajinasi, ide, dan gagasan mereka dalam bentuk karya sastra berupa rangkaian puisi.


Selamat menikmati kumpulan puisi pendidikan yang ada di halaman ini.


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral



Berpendidikanlah


Berpendidikanlah ..

Maka hidupmu akan berubah Berpendidikanlah ..

Maka mata yang mulanya hitam akan terang

Berpendidikanlah ..

Maka resahanmu akan menjadi emas


Banyak orang menganggur karena sekolah

Banyak orang pontang-panting karena sekolah

Memanglah pendidikan bukan jaminan

Tapi hendaknya berusahalah


Berpendidikanlah ..

Dunia tidak hanya membutuhkan kepandaianmu

Kini dunia tidak butuh itu

Karena cuma pandai itu tidak cukup

Yang dibutuhkan hanya tekadmu

Niatmu ..

Semangatmu ..

Usahamu ..


Pemerintah tidak akan mempersulitmu

Gunakan semua fasilitas

Semua ini untuk generasi bangsa

Manfaatkan .. manfaatkan ..


Masa depanmu di tanganmu

Pendidikan hanyalah jembatan

Hanyalah sarana

Bangkitlah ..

Majulah ..


Lihat dirimu

Apa kau ingin seperti orangtuamu

Air mata yang terus membasahi pipinya

Apa tak kasihan

Di mana hatimu ..


Ini semua untuknya bukan

Ayo bangkitlah

Ayo majulah

Ayo buktikan

Demi orangtuamu


Hingga dirimu berubah menjadi jingga yang ranum.


(Oleh: Iin Fajar Duhri Saputri)


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral


Pena


Pena…

Kuikat ilmu dengannya…

Kutulis kisah sejarah bersamanya…


Pena…

Kugapai cita cita dengannya

Tak lupa teriring doa dan usaha

Sebagai wujud penghambaanku pada sang Pencipta


Pena…

Bersamanya, kutulis cerita cinta berbau surga

Agar manusia tak terjebak pada dunia yang fana

Tak jelas asalnya, tak jelas pula hasilnya


Pena…

Simbol peradaban dari zaman purba ke zaman aksara

Di mana manusia tak lagi menghambakan diri pada mitos yang tak jelas asalnya


Pena…

Dengannya, hidup manusia menjadi mulia

Lantaran mencari ilmu untuk kesejahteraan dunia.


(Oleh: Ade Lanuari Abdan Syakuro)


Tina hitamku


Sunyi, gersang, redup…

Itulah diriku

12 tahun sudah mengemban ilmu, dengan rasa pilu

Diriku hanya insan biasa, yang masih kaku dalam mencarimu

Aku harus bangkit, bangkit dan bangkit

Demi sebuah kemenangan sejati

12 tahun sudah bersama tinta hitamku, menorehkan kata per kata di atas selembar kertas putih

Di sini bukan masalah gelar ataupun pangkat, namun masalah jati diri

Bukan untuk menjadi kaya, bukan!!

Cukup menjadi sebuah acuan dalam kehidupan

Di negeri ini aku menuntut ilmu, mencari hal baru dalam sebuah titik temu

Tinta hitam yang ku bawa bersama setumpuk buku

Kini menjadi saksi bisu dalam perjalananku

Mencapai nilai sempurna bukanlah hal yang mudah

Tidak cukup dengan membaca dan menulis.

Tak perlu bersandiwara untuk menjadi perwira

Benar, aku memang harus giat

Giat untuk sukses dalam kiat-kiat

Jangan biarkan otak kalian membeku hingga menjadi abu

Asahlah layaknya sebuah pisau yang tajam

Yakin bahwa masa depan ada di depan mata.


(Oleh: Eersta Tegar Chairunissa)


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral


Mimpi dan cita


Tersenyum aku menahan getir dan rintihan jiwa

Sebab impian dan cita-cita terhenti

Oleh ketidak mampuanku dan tiadanya dukungan orangtua

Kusimpan mimpiku setelah lepas masa Putih Abu


Perjuanganku belum berakhir

Walau setitik harapan sudah kudapat

Pada Kota penuh cahaya ini

Aku datang untuk pergi, berkelana merajut cita


Tentang semua mimpi dan cita

Takkan pernah ada kata menyerah

Meski berpuluh kali aku telah jatuh

Berpuluh kali pula aku bangkit lagi


Di atas tanah Bumi Pertiwi aku melangkah

Di atas tanah ini pula ku berbakti, menuntut ilmu

Akan kutunjukkan pada Dunia, aku bisa

Aku mampu meraih mimpi dan cita-citaku, di Indonesia.


(Oleh: Elisabeth Yofrida)


Hanya pendidikan


Manusia berakal yang jauh dari moral

Tercemari udara kontemporer

Sudah jauh dari norma dan aturan

Siapa lagi yang bisa selamatkan

Selain tanaman pendidikan

Kelak manusia akan paham

Bahwa dirinya bukan apa-apa

Jika hanya ingin menikmati

Tanpa berusaha mati

Dengan pendidikan manusia akan tahu

Bahwa berakit itu ke hulu

Dan berenang ke tepian

Dengan pendidikan manusia akan sadar

Bahwa mimpi harus terus berakar

Untuk mencapai hidup tanpa samar

Hanya dengan pendidikan

Seluruh makhluk terselamatkan

Cinta dan kasih bertebaran

Hanya pendidikan

Bunga yang terus bermekaran

Harumnya semerbak bertebaran

Hanya pendidikan

Mampu selamatkan pergaulan

Mencapai mutiara masa depan

Hanya pendidikan

Selamanya hidup aman.


(Oleh: Salma Salsabila)


Semangat baja pemuda bangsa


Kini kerusuhan tlah jadi ketenangan

Pembantaian tlah jadi perdamaian

Hitam-putih sudah berwarna-warni

Kini negeri ini tlah berevolusi


Dan kini kitalah penerus mereka

Tak perlu di medan perang

Hanya perlu di ranah pendidikan

Mengukir prestasi, harumkan negeri ini


Kumpulkan segudang ilmu

Gunakan otakmu sebagai ruang alam pikiranmu

Perbaiki jalan pikiranmu yang buntu

Sadarkan pikiran dan hatimu yang kosong


Ayo satukan seluruh warna!

Kokohkan yang tlah satu

Jangan bilang tak bisa sebelum mencoba

Jangan lemah tak berdaya setelah jatuh


Bangkit dan bergerak!

Tunjukkan pada dunia bahwa kita bisa!


(Oleh: Nuraini Fitri)


Lentera pendidikan


Langkah kaki menapaki jalan

Tak tahu arah tujuan

Bagai hidup tak berpedoman

Seperti hidup dilanda kebodohan


Hidup tanpa ilmu

Bagai rumah tak berlampu

Gelap bagai abu

Seperti bayangan yang semu


Pada siapa ku bertanya

Tentang arti hidup yang sebenarnya

Ketika ilmu tak kupunya

Pendidikanlah yang menjadi jalannya


Cahaya di tengah kegelapan

Menerangi setiap kehidupan

Menumpas segala kebodohan

Yang merusak masa depan


Semangat dalam meraih asa

Tak pernah lelah dan putus asa

Berdoa pada Sang Kuasa

Sebagai generasi penerus bangsa.


(Oleh: Putri Tarisa Dewi)


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral


Asa siswa


Indahnya sekolah menengah

telah pun berlalu

semua lelah

sirna

tiada tersisa


kini,

masa telah berbeda

bangsa menanti

jati diri terus terpatri

untuk mengabdi pada negeri

tiga tahun berlalu


mahasiswa,

ya, itu asaku terus menggebu

kini ku tak lagi pakai seragam abu-abu

tapi aku tetap malu

sebab diri tak juga mampu

ukir rasa

bangga


kuingin rajut

impian

penuh harapan

semangatku pahat

beralas juang


betapa bangga

orang tua

pada jiwa

yang telah jadi dewasa

tapi apalah daya

aku

baru memulai asa

jadi mahasiswa


selagi kecil berusia muda

kiri kanan hamparan senja

jangan lengah

kerlipnya madah

itu hanya pelipur lara


kenang tak berkenan

harus dikenang

itulah jiwa petualang

harus terang

tenteram

tanpa geram

apalagi dendam

asaku hanya

jadi mahasiswa.


(Oleh: Rabiah, M. Pd.)


*Kamu juga bisa membaca puisi anak sekolah dasar di tautan tersebut.


Sejatinya pendidikan


Telah sejarah riwayatkan dalam sebuah mozaik destinasi

Tujuan luhur, agung nan bijaksana

Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya


Ia yang sejatinya bukan sekedar hak yang harus diterima

Melainkan adalah tulang punggung yang menentukan nasib

Pola yang menentukan karakter bangsa


Bocah lugu terlahir dari bijana terdalam

Berlari riang, bermain ke-sana ke-mari

Menyunggingkan senyum manis di kala guru tiba


Kerinduan itu kini sedikit telah terobati

Sederhana memang

Sederhana yang kadang terabaikan

Mereka ingin tahu, ada apa di sana

Mereka ingin paham, mengapa begini

Mereka ingin mengerti, mengapa mereka ada

Mereka ingin mencari apa tujuan mereka

Dan kadang mereka ingin tahu apa sejatinya yang mereka lakukan


Selaksa air yang melegakan dahaga

Mengubah horizon kemarau

Menjadi subur pengetahuan dalam kebijaksanaan.


(Oleh: Putri Anugerah)


Lelang pendidikan


Pendidikan…

Kata yang didengungkan oleh banyak kalangan

Katanya

Pendidikan itu tak memandang latar belakang

Namun, apalah daya

Itu ‘cuma’ slogan

Entah jaman yang telah berevolusi

Atau sedari dulu tetap begini


Pendidikan adalah hak setiap warga

Namun, mana buktinya

Kami beli, kami juga yang menjual

Itu kata yang sering terlontar, dari orang yang katanya berpendidikan

Kami beli mahal, maka kami juga mendapatkan yang mahal


Pantas saja jika negara ini tak mencapai kejayaan

Kelakuan orang orang berpendidikan tak lagi bisa di harapkan

Pendidikan investasi masa depan

Namun, bukan berarti pendidikan sebagai alasan untuk meraup pajak besar-besaran

Bukan pula sebagai alasan untuk meletakkan kaki di atas hidung anak jalanan


Mau sampai kapan, pendidikan akan terus dilelang

Hingga rakyat kecil musnah dengan perlahan?

Atau hingga jas mengkilat tak lagi muat dikenakan?


Tak hanya tuan yang membutuhkan

Tapi, kami juga tak meminta

Karena kami tak sanggup jika harus bermain lelang

Dengan apa yang seharusnya kami dapatkan.


(Oleh: Ahmad Latiful Ansori)


Senandung literasi


Senja ini semburat merah mewarna langit yang abu

Anganku terbang pada masa belajar mengeja

Kala itu, aku tersenyum mendengar dongeng pelajar nusantara

Sang penakluk bukit, penyisir sungai yang handal

Para pengejar ilmu, penggerak peradaban


Teruntuk pencinta ilmu

Membaca adalah bukti rindu yang menyeruak

Memaksa mata terkunci dengan baris dan baitnya

Lantas waktu bertransformasi jadi anak panah berkecepatan tak hingga

Dunia memang tak menjadi milikku, tapi aku mencipta duniaku sendiri


Aku ingin berkata lewat aksara, goresan pena

Merapal doa dan nasihat untuk maslahat

Diam untuk membaca, berkata untuk bercerita

Sebab literasi tak melulu tentang seni, tapi juga keinginan berbagi


Tinta senja adalah katalis bagi zaman yang tengah miris

Malam segera tiba, tapi fajar pasti menyingsing setelahnya

Maka mimpi dan usaha harus digerilya demi mentari yang lebih jinga.


(Oleh: Anisah Izdihar Nukma)


Peti sejuta mimpi


Mimpi ini terasa terkubur begitu dalam

Begitu dalam sampai tak bisa tergali

Ingin ku keluarkan mimpi-mimpi itu sekarang

Tapi itu tidaklah mudah….

Butuh sejuta peti emas untuk menggali mimpi itu

Itulah mahalnya pendidikan

Begitu mahal sampai harus mengubur mimpi ini.

Sungguh ku butuh peti emas itu

Apalah daya, mengisi perut keroncong pun sulit

Apakah hanya mimpi seorang anak pejabat yang bisa tumbuh?

Apakah niat tidaklah cukup tanpa sepeti emas?

Zaman yang begitu kaya….

Bukan karena kebodohan kami tidak bisa menggapai mimpi kami.

Tapi karena peti emas yang tidak bisa kami dapatkan.

Begitu kaya karena sejuta mimpi yang terkubur dengan sejuta peti emas.

Lebih baiklah tak perlu bermimpi,

Daripada bermimpi tapi harus terkubur jua.


(Oleh: Annisah Fatona)


Jam kosong kami bahagia


Betapa bahagia kami

Jam kosong tak ada guru terasa lagi

Telah menjadi tradisi; lumrahnya kami

Merekah senyum bahagia sana sini

Dan di sudut kiri

Guru mulai menyibukkan diri; melupa kepada kami


Ada yang membangkit senyum dari tidurnya

Ada yang membaca buku lalu menertawakannya

Ada pula yang mencela, pada daftar nama yang tertera


Begitulah kami

Pelajar generasi negeri ini

Yang gembira tiada henti

Kala jam kosong tak terganti.


(Oleh: AR. Izzal Muflihin)


Ironi pendidikan


Untukmu yang mengenyam pendidikan…

Di saat kau diberi kesempatan

Mengeja hal istimewa bernama pendidikan

Di saat yang sama kau malah menyia-nyiakan


Kau terjerembab dalam kenyamanan

Sekelilingmu pun kau abaikan

Bukankah pendidikan mengajarkan kepedulian

Ataukah kita yang terlalu asyik dengan keegoisan


Sadarilah di sisi lain, ada hati yang mengebu-gebu

Mendamba hal termewah yang kau jadikan sia-sia

Bangkit, lawan rasa malas dan keegoisan yang menggerogotimu

Atau kau terlarut dalam dunia yang menjadikanmu tak berguna.


(Oleh: Marleni Putri Bulawan)


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral


Buku


Buku adalah jendela dunia…

Membaca membuat kita pintar

Memahaminya membuat kita sadar

Bahwa bumi tidaklah hanya alam sekitar

Banyak pemahaman di dalamnya

Banyak pengetahuan isinya


Melalui buku kita tahu segalanya

Melalui buku kita bisa menjelajah angkasa

Buku…

Banyak sekali jasamu

Isi perut Bumi pun bisa kutahu

Hanya dengan membaca dan memahamimu

Tak pernah kuselami lautan luas

Tak pernah ku jelajah Kutub Utara

Namun melalui buku aku bisa tahu


Hanya dari buku aku merasakan

Berbagai makhluk yang tinggal di lautan

Dinginnya udara di kutub sana

Terima kasih untukmu buku

Telah membuka wawasanku

Serta mengajari aku berbagai ilmu.


(Oleh: Ari Maulana)


Sekolahku


Engkau hanya seonggok batu yang termakan debu

Tapi tak ada jemu dalam jembatan ilmu jantungmu mendenyutkan cerita

Semangatmu mengucap cita cita

Dan hadirmu selalu terkenang


Kisah penting bermula dari bangkumu

Yang terbaik melangkah melalui tapak jalanmu

Gelak tawa maupun sendu yang hadir

Menjadi lembar pembuka tabir


Di tempat engkau berdiri

Jutaan pelita menyembul untuk negeri

Jembatan masa depan yang menyambung

Sekolahku, namamu akan selalu bergaung.


(Oleh: Diyah Rachmawati Tohari)


Pendidikan pengentas kemiskinan (?)


Kau bilang pendidikan itu jalan mengentas kemiskinan

Padahal untuk mengenyamnya saja kami harus bayar

Uang kami digerogoti layaknya ulat memakan daun

Tak peduli kami mampu atau kesusahan mengejarnya


Dibuatnya kami percaya akan janji-janji pendidikan

Kau bilang lulusan pendidikan mudah dapat pekerjaan

Nyatanya selepas wisuda terlalu banyak pengangguran

Janji-janji itu seolah mantap, mirip orasi calon pejabat


Tapi kau masih kukuh

Kau tetap bilang pendidikan pengentas itu kemiskinan

Kau memberi bukti lulusan yang menawan

Diperlihatkan jabatannya, hartanya dan penampilannya

Lagi-lagi, dia adalah seorang pekerja kantoran


Lalu, apakah pendidikan hanyalah batu loncatan

Kusebut demikian karena kami hanya berpindah

Berpindah tanpa arah dari satu gedung ke lainnya

Gedung itu bernama pendidikan

Kemudian bermuara ke perusahaan, juga pemerintahan


Jadi ini?

Ah bagiku tetap saja pendidikan bukan pengentas kemiskinan

Jika harta yang kau maksudkan, cukuplah berniaga

Berniaga membuat seseorang cepat kaya

Kau tak perlu pendidikan untuk harta

Pendidikan hanya akan menggerogoti kekayaan


(Oleh: Tsurayya Maknun)


 Senang sekali rasanya bisa kembali menulis  Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna  Pesan Moral
@qqiie_21


Agen perubahan


Berjalan tegap menjelajahi aral rintang

Berkemeja rapi dalam penampilan

Mereka bilang, mereka pembawa perubahan

Entah perubahan apa yang dimaksudkan

Tetapi sejak dulu itu jadi tujuan


Status mahasiswa mereka sandang

Jenjang tertinggi dalam pendidikan

Tak hanya sarjana, magister, doktor, bahkan profesor jadi bagian

Dielukkan sebagai pembawa kedamaian

Lewat baktinya meluruskan janji-janji bualan


Setidaknya dengan harapan

Tiada lagi anak memegang gitar di tepi jalan

Tidak ada lagi anak menengadahkan tangan dengan wajah memelas di emperan

Wahai mahasiswa yang katanya pembawa perubahan

Bawalah anak-anak tadi dalam pelukan pendidikan.


(Oleh: Zahrani Ismi Aisyah)


Generasi Indonesia di negeri orang


Membuka cakrawala

Mengenal alfabet Indonesia

Kala lidah sudah terbiasa dengan aksen Amerika

Ku tau engkau sedang tertatih mengeja buku

Bukan bei-yu bu kei-yu ku

Namun be-u bu ka-u ku


Kau lahir, hidup, dan tinggal bukan di negerimu

Generasi ketiga dari para perantau yang memilih menetap dan berhikmat

Semua tentang negerimu hanya kau dengar dari cerita gurumu di kelas, atau kakek nenekmu di rumah yang mulai lupa akan bahasa Indonesia


Aku tau, rindumu pada negerimu begitu besar Setiap hari kau bertanya seindah apa negerimu

Meski kau tidak puas dengan jawabanku, kelak dewasa kau akan

menemukan jawaban atas pertanyaanmu sendiri

Setiap hari kau berinteraksi dengan orang tempatan yang berbeda adat dan budaya

Di sekolah kau diajarkan budaya Indonesia, sopan santunya, ramah tamahnya,

serta gotong royong melalui pembiasaan-pembiasaan yang gurumu terapkan

Terkadang aku kesal saat kau bertingkah yang tidak mencerminkan karakter negeri kita Tapi aku tau, kau sedang belajar menjadi Indonesia

Memberi dan menerima dengan tangan kanan, bukan kiri


Meski belum sekalipun kau hirup udara negerimu

Meski belum sekalipun kau injakkan kaki di tanah negerimu

Kelak, masuklah ke dalam barisan orang-orang yang berbakti untuk negeri

Gunakan jiwa ragamu untuk membangun negeri.


(Oleh: Yunia Tiara Riski)


*Lihat juga kata kata anak rantau yang sedang menuntun ilmu di negeri orang di sini.


Penutup


Demikianlah kumpulan puisi pendidikan yang bisa kami tuliskan di halaman ini, semoga bermanfaat dan memberi kamu inspirasi.


Kalau kamu punya karya puisi, silakan tulis di kolom komentar ya, agar teman-teman yang lain juga bisa membacanya. 😉


Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna Pesan Moral Kumpulan Puisi Pendidikan dan Sekolah, Penuh Makna Pesan Moral Reviewed by Admin on January 04, 2018 Rating: 5
Powered by Blogger.